NASIONAL

Atlet Cina Meninggal di Yogya, BWF Tunggu Laporan Resmi

Pemerintah Cina merespons kematian atlet bulu tangkis tunggal putra mereka, Zhang Zhie Jie saat berlaga di BAJC 2024.

AUTHOR / Ken Fitriani, Sindu

EDITOR / Sindu

Atlet Cina Meninggal di Yogya, BWF Tunggu Laporan Resmi
Logo Badminton World Federation (BWF). Foto: bwfbadminton.com

KBR, Jakarta- Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menunggu laporan resmi dari Badminton Asia dan Komite Penyelenggara Lokal terkait penanganan atlet Cina Zhang Zhie Jie yang meninggal di Yogyakarta.

Zhang Zhie Jie meninggal saat tengah berlaga melawan pebulu tangkis asal Jepang, Kazuma Kawarno di babak penyisihan Grup D Badminton Asia Junior Championship (BAJC) 2024 di GOR Amongrogo, Yogyakarta.

Pemain kelahiran Jiaxing, Provinsi Zhejiang pada 2007 itu dinyatakan meninggal Minggu, 30 Juni 2024, pukul 23.20 WIB. Mengutip Kantor Berita ANTARA, BWF mengeluarkan pernyataan resmi soal meninggalnya Zhang Zhie Jie, Selasa, 02 Juli 2024.

"Meskipun Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Asia berada di bawah yuridiksi Badminton Asia, BWF memiliki seperangkat pedoman dan instruksi medis yang dapat digunakan oleh badan pengatur lain (regional atau nasional), yang menjadi tuan rumah turnamen yang disetujui BWF. Namun, cara penerapan protokol dan praktik medis ini di lokasi acara bergantung pada masing-masing badan pengelola," bunyi pernyataan resmi BWF, seperti dikutip KBR dari ANTARA, Rabu, 03 Juli 2024.

"BWF menunggu laporan resmi dari Badminton Asia dan Komite Penyelenggara Lokal untuk menilai apakah prosedur medis yang benar telah diikuti dalam memberikan bantuan kepada Zhang ketika dia terjadi di lapangan," sambung BWF.

red
Bendera Cina. Foto: Freepik.com

Respons Cina

Sebelumnya, Pemerintah Cina merespons kematian atlet bulu tangkis tunggal putra mereka, Zhang Zhie Jie saat berlaga di Badminton Asia Junior Championship (BAJC) 2024, Minggu, (30/6).

Mengutip Kantor Berita ANTARA, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning turut berduka cita atas meninggalnya Zhang Zhie Jie.

"Kami berduka dan merasa kehilangan atas kepergiannya dan menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarganya," ujar Mao Ning saat konferensi pers di Beijing, Senin, 1 Juli 2024.

"Setelah mengetahui kejadian tersebut, Konsulat Jenderal kami di Surabaya segera menghubungi dan berkoordinasi dengan pihak Indonesia, untuk melakukan segala upaya untuk memberikan pertolongan kepada atlet tersebut, dan mengirimkan personel ke sana untuk membantu semampu mereka," imbuhnya.

Mao Ning menambahkan, Kementerian Luar Negeri Tiongkok bakal terus mengarahkan Konsulat Jenderal di Surabaya guna menangani kasus kematian Zhang Zhie Jie.

Tanggapan Panitia

Humas dan Media Panitia Pelaksana BNI Asia Junior Championships 2024, Broto Happy mengatakan, kompetisi tetap berlangsung meski ada atlet bulu tangkis Cina meninggal. Ke depan, panitia akan menyurati Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) soal aturan tim medis masuk lapangan.

"Kita harapkan ke depan bisa melihat sikon (situasi kondisi), bisa cepat menangani, sehingga bisa terselamatkan seandainya terjadi hal seperti ini. Kami dari panitia sudah menjalankan SOP-nya dengan baik dan benar," katanya dalam konferensi pers di KONI DIY, Senin, (1/7/2024).

Broto mengungkapkan, hingga kini panitia masih menunggu keluarga dari Cina untuk mengambil jenazah Zhang Zhie Jie. Panitia akan membantu seoptimal mungkin pemulangan jenazah atlet bulu tangkis asal Cina itu ke negara asalnya.

"Yang pasti panitia akan membantu sekuat tenaga untuk pemulangan jenazah kembali ke negaranya," ungkapnya.

Tim Medis

Tim Medis dari RSUP Dr Sardjito, Nahar Taufiq menambahkan, melihat kronologi dari video yang beredar, paling banyak kasus kematian mendadak diakibatkan serangan jantung.

"Tapi, untuk kasus ini apakah serangan jantung, kita enggak tahu," jelasnya.

Sebelumnya, Zhang Zhie Jie dibawa tim medis ke RS Hardjolukito setelah terjatuh di lapangan. Kemudian tim dari Cina meminta untuk membawanya ke RSUP Dr Sardjito.

"Tadi, malam itu sampai tempat kami jam 22.15 WIB, tetap kami lakukan pertolongan, karena kami tetap berusaha sampai sekitar 1,5 jam. Kita sudah melakukan pertolongan, tapi tetap tidak ada respons, saya kira itu, " imbuhnya.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!