NASIONAL
Anggaran Makan Bergizi Minim, FITRA Minta Pemerintah Terbuka
"Karena biaya yang dibutuhkan itu sangat besar bahkan alokasi Rp71 triliun itu bisa jadi tidak cukup untuk membiayai program ini."
AUTHOR / Astri Septiani
-
EDITOR / Wahyu Setiawan

KBR, Jakarta - Masyarakat diimbau ikut aktif mengawasi pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG). Manajer Riset Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA) Badiul Hadi mengatakan pengawasan dibutuhkan untuk memastikan program ini berjalan efektif.
Dia mengingatkan, jangan sampai program andalan Presiden Prabowo Subianto itu justru menghadirkan persoalan baru di tengah masyarakat tengah kesulitan ekonomi.
"Jika memang ditemukan pelaksanaan program di lapangan itu tidak sesuai dengan target atau yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, saya kira perlu disampaikan oleh masyarakat. Dan sekaligus ini juga menjadi bagian dari masukan masyarakat kepada pemerintah agar program ini jauh lebih baik dan lebih efektif," kata Badiul kepada KBR, Jumat (17/1/2025).
Badiul juga mendorong pemerintah transparan dalam menjalankan program makan bergizi.
Ia mewanti-wanti jangan sampai anggaran tidak dikelola dengan baik. Sebab akan menimbulkan persoalan terhadap postur APBN.
Badiul juga mendorong pemerintah mengevaluasi program MBG, salah satunya dari aspek anggaran.
"Karena biaya yang dibutuhkan itu sangat besar bahkan alokasi Rp71 triliun itu bisa jadi tidak cukup untuk membiayai program ini. Sehingga saya kira pemerintah perlu terbuka saja kepada masyarakat, kemudian pemerintah juga perlu melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan program ini agar program ini betul-betul berjalan secara baik dan bermanfaat bagi masyarakat, tidak hanya sekedar menggugurkan kewajiban karena ini janji politik yang harus dilaksanakan," pungkasnya.
Baca juga:
- Salah Kaprah Usul Dana Zakat Biayai Makan Bergizi
- Anggaran Makan Gratis Hanya Sampai Juni, Fitra: Pemerintah Belum Siap
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!