NASIONAL

Airlangga Mundur dari Golkar, Bahlil: Saya Enggak Tahu

Bahlil merupakan politisi Golkar yang kini dipercaya Istana mengemban misi penting di pemerintahan.

AUTHOR / Heru Haetami, Shafira Aurel, Astry Yuana Sari, Ardhi Ridwansyah

EDITOR / Sindu

Airlangga Mundur dari Golkar, Bahlil: Saya Enggak Tahu
Menteri Investasi yang juga kader Partai Golkar, Bahlil Lahadalia. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Menteri Investasi sekaligus politikus Partai Golkar Bahlil Lahadalia merespons mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi ketua umum Partai Golkar.

Bahlil mengeklaim tidak mengetahui dinamika di internal DPP Partai Golkar. Dia beralasan tak masuk dalam kepengurusan pusat.

"Saya enggak tahu ya, saya betul kader Golkar tapi sekarang kan bukan pengurus DPP. Jadi, saya tidak tahu apa yang terjadi di sana," ujar Bahlil di kawasan IKN, Senin, (12/8/2024).

Mundur

Sebelumnya, Airlangga Hartarto mundur dari ketua umum Partai Golkar. Pengumuman pengunduran diri itu disampaikan Airlangga, Minggu, (11/8/2024). Airlangga mengungkapkan, alasannya mundur dari jabatan ketum.

"Setelah mempertimbangkan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Airlangga.

Airlangga memastikan proses pengunduran dirinya hingga penunjukkan ketua umum penggantinya akan dilakukan dengan damai dan menjunjung tinggi maruah Partai Golkar.

Airlangga menjabat ketum Partai Golkar sejak 13 Desember 2017. Ia seharusnya mengakhiri masa jabatannya akhir tahun ini.

Intervensi?

Mundurnya Airlangga dari ketum Golkar ditanggapi berbagai pihak, salah satunya PDI Perjuangan. Juru bicara PDIP, Chico Hakim menilai, mundurnya Airlangga dari jabatan ketua umum banyak menimbulkan spekulasi, karena cukup mengejutkan dan tiba-tiba.

Bahkan, termasuk rumor intervensi dari pihak eksternal Partai Golkar.

"Isu Pak Jokowi, dan hingga Gibran yang merapat ke Partai Golkar, kami juga mendengar berita-berita seperti itu dan kami juga mendengar bahwa ada rumor yang belum pasti bisa kita pastikan kebenarannya. Namun, sering kita dengar bahwa intervensi ini dilakukan oleh pihak-pihak tertentu termasuk Pak Jokowi maupun Gibran. Namun, tentu harapan kami tentu ini tidak benar adanya karena ini benar-benar sebuah upaya pengrusakan terhadap sistem demokrasi," katanya kepada KBR, Minggu, 12 Agustus 2024.

Kekuatan Besar?

Pengamat politik sekaligus Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menduga ada tekanan besar di balik mundurnya Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Partai Golkar.

Sebab menurutnya, pengunduran diri dilakukan tiba-tiba di tengah pencapaian terbaik Golkar pasca-pemilu 2024, dan persiapan Pilkada 2024.

"Ini menurut saya, saya menyebutnya sebagai politik tingkat tinggi dan politik kelas dewa. Artinya, variabel-variabel yang membuat Pak Airlangga mundur itulah yang kemudian munaslub terkesan dalam kondisi alamiah, terkesan tidak diintervensi oleh siapapun," ujar Prayitno kepada KBR, Minggu (11/82024).

Adi menyebut, mundurnya Airlangga sebagai ketum menegaskan ada kekuatan luar biasa di luar Airlangga sebagai menko perekonomian maupun ketua umum partai.

"Apa pun motifnya, siapapun orangnya yang membuat Pak Airlangga mundur itu keren dan hebat. Dan tentu ada kekuatan besar. Karena kalau Pak Airlangga itu mundur ini jadi alasan munaslub (musyawarah nasional luar biasa) dipercepat dan tak ada kesan bahwa munaslub itu diintervensi oleh siapapun," ujar Adi.

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno memperkirakan ada beberapa nama dari internal Golkar yang akan menggantikan posisi Airlangga Hartarto.

Salah satunya Bahlil Lahadalia. Sebab, Bahlil merupakan politisi Golkar yang kini dipercaya Istana mengemban misi penting di pemerintahan.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!