BERITA

Aceng ke Senayan, MenPP & PA Kehabisan Kata-kata

KBR68H, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar mengaku kaget Bekas Bupati Garut Aceng Fikri terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

AUTHOR / Abu Pane

Aceng ke Senayan, MenPP & PA Kehabisan Kata-kata
aceng fikri, senayan, pemilu

KBR68H, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar mengaku kaget Bekas Bupati Garut Aceng Fikri terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). 


Ia mengaku kehabisan kata-kata untuk mengomentari Bupati yang pernah menceraikan istri pada usia lima hari pernikahannya. Linda menduga terpilihnya Aceng karena masyarakat tidak memiliki akses informasi yang lengkap tentang calon anggota DPD 2014.


"Ya begitulah masyarakat kita (yang memilih). Kaget, surprise dan juga ternya masih seperti itu yah. Saya juga mesti lebih melihat lebih jauh ini. Mudah-mudahan dalam perjuangan beliau ke depan, pengalaman beliau kemarin menjadi satu bentuk yang perlu dipertimbangkan. Dalam rangka menyampaikan aspirasi, benar-benar memperhatikan kepentingan perempuan dan anak," ujar Linda di Jakarta, Jumat (25/4).


Sebelumnya Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jawa Barat menyatakan Bekas Bupati Garut Aceng Fikri lolos sebagai anggota DPD. Ia berhasil mengumpulkan lebih dari satu juta suara pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 di Jawa Barat. 


Pada Pileg tersebut, ia berada diperingkat ketiga suara terbanyak di bawah Eni Sumarni dan pelawak asal tim SOS, Oni. Aceng sendiri dipecat sebagai Bupati Garut karena menceraikan istrinya, Fany Octora yang berusia belasan tahun. 


Usia pernikahan keduanya yang hanya lima hari mendapat kecaman dari masyarakat luas. Aceng sempat mengklaim perceraiannya hanya karena Fany sudah tidak gadis lagi.


Editor: Pebriansyah Ariefana

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!