NASIONAL

2024, Fenomena El Nino Masih Akan Terjadi

“Prediksi (El Nino) pada bulan Mei, Juni, dan Juli itu bisa netral dan berakhir pada akhir tahun 2024 dan masih terjadi potensi kebakaran hutan dan lahan."

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

El Nino
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto memimpin Rakorsus membahas Karhutla 2024 di Kementerian LHK (14/3/2024). (Foto: Youtube KLHK RI)

KBR, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto menyampaikan, fenomena El Nino masih akan terjadi pada tahun ini sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Akibatnya, potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah wilayah bakal masih ada.

Hal itu disampaikan Hadi saat memimpin Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) membahas Karhutla 2024 di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Kamis (14/3/2024).

“Prediksi (El Nino) pada bulan Mei, Juni, dan Juli itu bisa netral dan berakhir pada akhir tahun 2024 dan masih terjadi potensi kebakaran hutan dan lahan,” jelasnya.

Hadi menyampaikan pada Mei mendatang, potensi terjadi kebakaran mula tinggi di wilayah Nusa Tenggara. Kemudian di bulan Juli, Agustus, September itu semakin meningkat di wilayah Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

“Namun untuk Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara itu memang diprediksi April ini sudah terjadi kekeringan,” ucapnya.

Dia pun meminta TNI-Polri, kepala daerah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk saling bahu-membahu dalam upaya mitigasi menangani Karhutla.

“Kami juga sudah menyiapkan untuk melakukan TMC, teknologi modifikasi cuaca yang dilaksanakan mulai Maret. Sebetulnya sudah kita antisipasi sampai September dan kita sudah memiliki data termasuk sudah didukung oleh BMKG, BRIN, dan TNI untuk menyiapkan alutsista serta teknologi modifikasi cuaca di daerah-daerah kita antisipasi,” tuturnya.

Baca juga:

- Gugat Saksi Ahli Karhutla, ICEL Desak KLHK Cabut Izin PT JJP

- Karhutla di DIY Banyak Disebabkan Pembakaran Sampah

Hadi meminta agar pihak terkait terus melakukan koordinasi melihat tinggi muka air (TMA) di seluruh wilayah gambut agar tidak kering.

“Ini akan kita terus pantau dan antisipasinya adalah setelah lebaran ini kita sudah harus di lapangan untuk mengantisipasi terjadinya Karhutla,” terangnya.

Editor: Fadli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!