Penulis: Sindhu Darmawan
Editor:

KBR68H, Jakarta - Polisi meminta masyarakat mewaspadai puluhan buronan teroris Poso yang kini tengah dalam pencarian atau masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).
Juru Bicara Kepolisian Indonesia, Boy Rafli Amar mengatakan, para
buronan teroris diyakini memiliki keterampilan merekrut anggota baru dan
merakit bom.
"Keahlian mereka pada umumnya adalah
kelompok-kelompok yang merencanakan teror. Sedangkan di antara mereka
ada yang punya kemampuan merakit bahan peledak. Ada yang bertindak
sebagai eksekutor, ada yang terlibat proses perencanaan kegiatan
pembuatan bom rakitan, ada yang terlibat kegiatan pelatihan, instruktur,
melatih. Kurang lebih seperti itu. Pokoknya kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan aktivitas teror," kata Boy Rafli.
Sebelumnya,
Kepolisian Sulawesi Tengah menyatakan ada 30 orang masuk Daftar
Pencarian Orang atau DPO, terkait kasus terorisme di Poso, Sulawesi
Tengah. Menurut Kapolres Poso Eko Santoso, dari 30 DPO yang dikantongi
polisi, masih 24 nama yang masih dikejar, sedangkan enam DPO sudah
tertangkap.
Kapolres Poso, Eko Santoso menjelaskan, ke-24 orang tersebut diduga terkait dengan tindakan penembakan misterius, peledakan bom, dan pembunuhan anggota Polri.
Di antara DPO kasus Poso terdapat nama pemimpinnya Santoso, alias Abu Wardah, alias San, alias Pak De. Santoso disebut-sebut sebagai komandan pasukan Komando Mujahidin Indonesia Timur. Buron tersebut dicurigai masih bersembunyi di kawasan pesisir Hutan Poso bersama pengikutnya.
Sementara itu, di Makassar, Sulawesi Selatan, Detasemen Khusus Antiteror masih memburu sedikitnya sembilan orang terduga teroris. Sembilan orang tersebut diduga anak buah Syamsudin HG alias Asmar alias Abu Uswah yang ditembak mati Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Makassar beberapa waktu lalu.