indeks
Spekulasi Kematian Diplomat Arya Daru dan Teka-Teki Isu TPPO

Meninggalnya Diplomat Arya Daru Pangayunan masih menimbulkan tanda tanya, keluarga berharap ada titik terang dari kasus ini.

Penulis: Nafisa Deana

Editor: Valda Kustarini

Google News
Spekulasi Kematian Diplomat Arya Daru dan Teka-Teki Isu TPPO
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM mengunggah ucapan bela sungkawa atas meninggalnya salah satu alumni mereka, Arya Daru Pangayunan.

KBR, Jakarta - Penyebab kematian diplomat ahli muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, Arya Daru Pangayunan masih menjadi teka-teki. Korban ditemukan tewas dalam keadaan kepala terlilit lakban di kamar kosnya, Menteng, Jakarta Pusat (8/7).

Pada tahap awal penyelidikan, Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi mengungkapkan bahwa tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban. Kamar kosnya juga menggunakan sistem smart lock yang artinya tidak sembarang orang bisa masuk.

Kini penyelidikan kasus kematian Arya Daru dialihkan ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, dari yang sebelumnya ditangani oleh Polsek Menteng Jakarta Pusat.

Ruang Lingkup Pekerjaan Arya Daru

Setahun yang lalu, Arya Daru sempat membagikan tulisan yang menceritakan pengalamannya dalam memimpin pemulangan tujuh anak Pekerja Migran Indonesia Overstayer (PMIO) dari Taiwan ke Indonesia.

Tulisan di media Kumparan itu menjelaskan ruang lingkup pekerjaan seorang diplomat yang bertugas di Direktorat PWNI.

Direktorat PWNI bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Direktorat Rehabilitasi Sosial (Rehabsos) Anak, Kementerian Sosial (Kemensos), serta Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei dalam misi pemulangan anak-anak tersebut.

Tidak sekadar datang dan menjemput, Arya menjelaskan prosesnya meliputi bonding dengan anak-anak PMIO di dalam panti hingga berjalan-jalan ke tempat rekreasi di sekitar Taipei.

Hal ini dilakukan demi membuat memori yang indah bagi anak-anak tersebut.

"Kami tidak ingin anak-anak di hari-H pemulangan merasa tidak nyaman dan merasa “diculik” oleh orang-orang yang belum mereka kenal sebelumnya. [...] Dengan mengunjungi tempat-tempat tersebut, diharapkan anak-anak memiliki memori yang indah akan Taipei dan kepindahan ke Indonesia tidak menimbulkan memori yang buruk bagi mereka," tulis Arya, dalam artikel yang naik tanggal 31 Juli 2023 silam.

Pada bagian akhir, Arya menegaskan bahwa seorang diplomat pun juga turun langsung ke lapangan dalam misi perlindungan WNI.

red
Tangkapan layar cuitan keponakan Arya Daru di X. (foto: akun X Arya Nayaka)


Tagar #JusticeForDaru, Keluarga Kawal Kasus hingga Tuntas

Beberapa hari setelah kasus kematian Arya Daru, tagar #JusticeForDaru mulai ramai di media sosial. Dalam cuitannya, keponakan Arya Daru, Arya Nayaka W, mengajak publik untuk turut menyuarakan keadilan bagi pamannya dengan menggunakan tagar #JusticeforDaru.

“Saya berharap pelaku dari kasus ini secepatnya tertangkap, We will push this through until the truth is revealed. We'll stay on this Om! Will not let this slide," katanya di utas X (13/7).

Saat ini, pihak keluarga masih menunggu hasil penyelidikan dari Kepolisian. Istri Arya Daru juga telah memberikan keterangannya dengan harapan bisa membantu polisi menyelesaikan kasus yang merenggut nyawa suaminya itu.

Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto menyebutkan hasil penyelidikan kasus kematian Arya Daru akan rampung dalam satu pekan.

"Mungkin seminggu lagi selesai, nanti ada kesimpulan," ujar Karyoto kepada para wartawan (11/7).

Berbagai macam alat bukti seperti sidik jari, barang elektronik milik korban, serta rekaman CCTV telah diamankan dan sedang dalam proses pendalaman.

"Bukti-bukti yang ada perlu dipelajari oleh forensik ya, baik CCTV kemudian hasil autopsi dan juga termasuk digital," tambah Karyoto.

Bagaimana Situasi TPPO di Indonesia Saat Ini?

Kematian Diplomat Arya Daru menimbulkan spekulasi soal kasus TPPO di Indonesia Berdasarkan catatan Kepolisian RI, sejak Januari hingga Maret tahun ini, ada 609 kasus TPPO dengan jumlah 1.503 korban dan 754 tersangka.

Sepanjang tahun 2024, polisi menangani 2.179 korban TPPO, artinya ada kenaikan kasus hingga 50% dibanding tahun lalu.

Menurut Staf Divisi Bantuan Hukum Migrant Care, Arina Widda Faradis, tingginya kasus TPPO di Indonesia, utamanya yang melibatkan pekerja migran, disebabkan oleh terus berkembangnya modus atau pendekatan baru dari para mafia TPPO.

"Kalau dulu kan tradisional, door to door, semua prosesnya secara manual. Sekarang malah dengan cara-cara digital yang mudah dilakukan online, tapi sangat sulit untuk diberantas," kata Arina.

Sebagai pembela hak asasi manusia (HAM) yang kerap menangani kasus TPPO, Arina tidak memungkiri adanya ancaman nyata yang mengintai dirinya maupun tempat ia bekerja.

"Handphone teman saya seperti ada penyadapan, telepon kantor selalu berdering semacam ada teror, kemudian kantor kayak diintai orang itu sangat berpotensi sih kalau misalkan kita sedang melakukan pendampingan terkait dengan kasus-kasus TPPO," sebut Arina.

red
Catatan Kepolisian soal kasus tindak pidana perdagangan orang. (foto: goodstats)


Spekulasi Isu TPPO sebagai Penyebab Kematian Arya Daru, Kemlu Minta Jangan Dikaitkan

Spekulasi penyebab kematian Arya Daru semakin mencuat setelah diketahui mendiang merupakan diplomat ahli muda di Direktorat Pelindungan WNI (PWNI) Kemlu yang telah bergabung sejak 2022.

Salah satu tugas PWNI Kemlu adalah mendampingi proses pemulangan WNI korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Maka dari itu, publik berspekulasi bahwa sebelum kematiannya, Arya Daru sedang terlibat dalam penanganan TPPO di Kamboja. Namun, kabar ini langsung ditepis oleh Kemlu.

"Almarhum pernah menjadi saksi untuk kasus TPPO yang ada di Jepang, tapi itu sudah lama, sudah selesai kasusnya," sebut Judha Nugraha, Direktur PWNI Kemlu (9/7).

Lebih lanjut, Judha meminta kematian Arya Daru jangan dikait-kaitkan dengan pekerjaan yang ditangani semasa hidup almarhum. Ia meminta publik menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian dan berhenti berspekulasi.

Baca Juga:

Diplomat
Arya Daru
Kematian
Kementerian Luar Negeri

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...