Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) kembali memanggil bekas pejabat militer Kivlan Zen pada Senin pekan depan. Kivlan dipanggil kembali setelah awal Mei lalu mangkir dan hanya mengirim dua pengacaranya.
Penulis: Rio Tuasikal
Editor:

KBR, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) kembali memanggil bekas pejabat militer Kivlan Zen pada Senin pekan depan. Kivlan dipanggil kembali setelah awal Mei lalu mangkir dan hanya mengirim dua pengacaranya.
Anggota Komnas HAM Otto Nur Abdullah mengancam akan memanggil paksa bila Kivlan kembali tak hadir. Pihaknya meminta Kivlan datang langsung ke Komnas HAM.
"Untuk (pemeriksaan) Senin (26/5) depan. Kemarin tidak ada respon. Suratnya dititip ke Pak RT di depan rumah Pak Kivlan. (Kalau tidak datang lagi?) Kami akan rapat lagi, ada kemungkinan pemanggilan paksa," kata Otto saat dihubungi KBR, Rabu (21/5) siang.
Otto Nur Abdullah menambahkan bekas petinggi militer Kivlan Zein sedianya dimintai keterangan terkait kasus penculikan aktivis 1997/1998. Hal ini terkait pernyataan Kivlan yang mengaku tahu tempat penembakan dan kuburan para korban. Para aktivis yang hilang di antaranya Wiji Thukul dan Petrus Bima Anugerah.
Sementara itu, Kelompok HAM Koalisi Menolak Lupa sudah mendesak Komnas HAM, Kejaksaan Agung dan Dewan Pertimbangan Presiden untuk memanggil Kivlan. Keterangan Kivlan dianggap sebagai titik terang setelah kasus ini berjalan 16 tahun.
Editor: Antonius Eko