Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai tidak tepat menduduki jabatan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Penulis: Nanda Hidayat
Editor:

KBR, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai tidak tepat menduduki jabatan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pakar Hubungan Internasional Asia Tenggara dari Universitas Indonesia, Harsono Suwardi mengatakan, pejabat Sekjen PBB harus memiliki pengalaman di Komisi Internasional dan matang dalam politik luar negeri.
Menurut dia, pengalaman SBY selama ini lebih banyak dalam ruang nasional dibandingkan internasional.Karena itu, pemikiran SBY dinilai lebih cocok sebagai negarawan di dalam negeri.
“Kalau saya sukanya dia hanya menjadi negarawan saja. SBY masih dibutuhkan di tanah air dan tidak usah melamar," kata Harsono Suwardi dalam Program Sarapan Pagi KBR (09/03)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditawari jabatan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tawaran itu datang pasca Presiden SBY merampungkan tugasnya sebagai Presiden RI. Menurut Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, tawaran yang datang pada SBY sebagai bentuk pengakuan terhadap perannya selama sepuluh tahun menjadi presiden dan berkiprah di kancah internasional.
Catatan keterlibatan Indonesia di PBB dalam kancah internasional di antaranya aktif di kawasan dan global seperti ASEAN, Palestina, hingga Suriah. Selain itu menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi yang diselenggarakan PBB tentang perubahan iklim di Bali pada akhir 2007 hingga WTO. Presiden SBY juga mengantongi penghargaan dari negara sahabat dan beberapa universitas di belahan dunia.
Editor: Antonius Eko