"Kita sudah mengeluarkan daftar menu ya yang bisa dirujuk oleh siapapun yang nanti akan mengelola pemberian makan bergizi gratis ini."
Penulis: Shafira Aurelia Mentari
Editor: Muthia Kusuma Wardani

KBR, Jakarta- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menekankan pentingnya memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian anak dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Juru Bicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, hal ini merupakan langkah strategis untuk mencapai target pemerintah dalam menekan angka stunting.
"Tentunya dari Kemenkes kita sudah mengeluarkan daftar menu ya yang bisa dirujuk oleh siapapun yang nanti akan mengelola pemberian makan bergizi gratis ini. Dan kembali lagi tujuannya adalah mencegah stuntingnya. Dengan pemberian makan gratis ini diharapkan gizi daripada anak-anak kita ini bisa terpenuhi," ujar Nadia kepada KBR, Minggu, (10/11/2024).
Siti Nadia Tarmizi menyoroti dampak jangka panjang dari masalah gizi buruk yang dapat berdampak pada generasi penerus. Oleh karena itu, ia berharap program MBG dapat benar-benar tepat sasaran dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia.
Baca juga:
Kata Siti Nadia, selain pemenuhan gizi, program MBG juga harus diiringi dengan edukasi yang intensif, terutama bagi siswa.
Sebelumnya, Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp800 miliar per hari untuk program MBG. Program makan bergizi yang merupakan janji kampanye Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming ini akan dimulai pada 2 Januari 2025 dan menargetkan 82 juta anak.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menjelaskan program MBG akan dilaksanakan secara bertahap. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, anggaran yang dialokasikan untuk program ini mencapai Rp71 triliun.
Sebagai upaya persiapan, pemerintah telah membentuk 85 kantor satuan layanan program Makan Gizi Gratis yang saat ini sedang diuji coba di seluruh provinsi di Indonesia. Salah satu lokasi uji coba adalah di Magelang, Jawa Tengah, berdekatan dengan Akademi Militer.
Baca juga: