indeks
Perangi Kasus Intoleransi Agama, Sahabat KBBB Dibentuk di NTB

Kerap munculnya aksi aksi intoleran dan tindak kekerasan pada kelompok minoritas mendorong kalangan lintas agama di Nusa Tenggara Barat (NTB) membentuk lembaga Sahabat Kebebasan Beragama, Beribadah dan Berkeyakinan (Sahabat KBBB)

Penulis: Turmuzi

Editor:

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Perangi Kasus Intoleransi Agama, Sahabat KBBB Dibentuk di NTB
Kasus Intoleransi Agama, Sahabat KBBB NTB

KBR. Mataram – Kerap munculnya aksi aksi intoleran dan tindak kekerasan pada kelompok minoritas mendorong kalangan lintas agama di Nusa Tenggara Barat (NTB) membentuk lembaga Sahabat Kebebasan Beragama, Beribadah dan Berkeyakinan (Sahabat KBBB)

Anggota Sahabat KBBB, yang juga Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) NTB, Udin mengatakan, sikap intoleran yang mengatasnamakan agama, selain melanggar HAM juga merusak persaudaraan.

“Jadi harapan kita adalah, bahwa kebebasan umat beragama di Indonesia ini, terutama di NTB tidak lagi dikebiri oleh kelompok radikal, intoleran yang menganggap diri paling benar, agama manapun tidak membenarkan yang namanya kekerasan,” kata Udin di Asrama Transito, Kota Mataram, Selasa (12/8).

Udin berharap, wadah Sahabat KBBB bisa menjadi tempat berkumpulnya kelompok masyarakat yang mau peduli terhadap isu KBBB.

“Diharapkan bisa menjembatani dan mendorong terciptanya perdamaian, tumbuhnya kesadaran masyarakat yang toleran serta mampu menghargai perbedaan,” tambah Udin.

Selain dari masyarakat dan pemuda lintas agama, sahabat KBB juga terdari dari lembaga dan kelompok lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan perorangan yang peduli soal isu KBBB di NTB.

Dalam wadah ini, para Sahabat KBBB akan memberikan advokasi dan pendampingan dalam hal kemanusian, bukan terkait masalah keyakinan. Istilah “korban” pada para Sahabat KBBB juga diganti dengan nama “pejuang HAM KBBB”.

Editor: Anto Sidharta

Kasus Intoleransi Agama
Sahabat KBBB NTB

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...