Pelaku bom bunuh diri di depan Kantor Kepolisian Poso, Sulawesi Tengah diduga kuat berasal dari kelompok teroris Komando Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso.
Penulis: Agus Lukman
Editor:

KBR68H, Jakarta - Pelaku bom bunuh diri di depan Kantor Kepolisian Poso, Sulawesi Tengah diduga kuat berasal dari kelompok teroris Komando Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso.
Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan, meski polisi sempat beberapa kali menangkap anggota kelompok Santoso, namun kelompok ini masih tetap bergerak dengan sistem perang gerilya. Bahkan menurut Al Chaidar, kelompok Santoso semakin dendam terhadap aparat kepolisian.
"Mereka belum habis sama sekali. Kelompok ini merupakan kelompok yang tidak lagi mau mendengar dari kelompok Jamaah Islamiyah. Mereka tidak lagi mau menyasar target jauh seperti Amerika dan sebagainya. Mereka akan menyasar target riil. Seperti Myanmar atau Polisi. Itu jauh lebih riil bagi mereka. Kelompok ini lebih rasional dari kelompok Jamaah Islamiyah," kata Chaidar.
Al Chaidar mengatakan, Komando Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso menjadikan kawasan Tamanjeka, di Poso sebagai basis perlawanan mereka. Kelompok ini, masih kata Chaidar, bisa bertahan karena mendapat pasokan dana dari kelompok Abu Umar alias Abu Roban.
Pagi tadi, serangan bom bunuh diri terjadi di depan Kantor Kepolisian Poso. Serangan itu menewaskan satu orang yakni pelaku bom bunuh diri dan tidak menimbulkan kerusakan berarti.
Editor: Antonius Eko