indeks
Nemu Support System di Komunitas Olahraga

Bergabung di komunitas olahraga bisa menjadi strategi efektif menjaga kebugaran fisik dan kesehatan mental.

Penulis: Khalisha Putri, Wydia Angga

Editor: Ninik Yuniati

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Nemu Support System di Komunitas Olahraga
Podcast Disko Ngobrolin Manfaat Komunitas Olahraga

KBR, Jakarta – Berolahraga menjadi hobi yang makin digandrungi, terutama, masyarakat urban. Ini ditandai dengan menjamurnya komunitas-komunitas olahraga yang menawarkan aneka benefit untuk para sport enthusiast, mulai dari berbagi tips olahraga, rutin main bareng agar motivasi terjaga, berjejaring sosial hingga menjaga kesehatan mental. 

Komunitas-komunitas ini juga berperan sebagai penopang (support system) yang menguatkan para anggota agar tetap disiplin berlatih. Seperti diakui founder Komunitas Pretty Privilege Sports, Syifa Adilla, yang berupaya membuat setiap anggota merasa senang dan termotivasi untuk berolahraga bersama.

“Kami bukan sekadar olahraga, tapi juga bikin orang happy. Dari awal mindset-nya harus have fun, bukan cuan atau sekadar foto Instagram. Kalau udah happy, orang bakal balik lagi dengan sendirinya,” jelas Syifa dalam Podcast Disko "Diskusi Psikologi".

Komunitas Pretty Privilege Sports didirikan Syifa pada 2024 untuk memfasilitasi perempuan yang ingin berolahraga dengan aman dan nyaman. Syifa berangkat dari pengalaman pribadinya ketika masuk di komunitas dengan member campur, laki-laki dan perempuan.   

“Aku pernah main bareng laki-laki, lalu ada yang bilang ‘targetin mbaknya aja karena cewek’. Itu momen aku sadar, aku harus bikin ruang sendiri. Di Pretty Privilege, aku merasa aman, nggak perlu khawatir di-judge. Energinya women support women banget,” tegas Syifa.

Kini, Pretty Privilege Sports punya lebih dari 500 anggota dari berbagai usia: remaja hingga perempuan usia 50 tahun. Jenis olahraga yang ditawarkan pun beragam: tenis, padel, pilates, ada juga rencana wellness retreat snorkeling

red

Foto: Dokumentasi Komunitas Pretty Privilege Sports 

Syifa menjadikan komunitas sebagai motivasi untuk konsisten menjaga kebugaran. 

“Aku bikin komunitas supaya terpaksa olahraga. Mau nggak mau aku hadir dong, karena aku host. Dari situ aku merasa harus lebih jago daripada member lain. Ternyata motivasi positif ini bikin aku berkembang, lebih kreatif, dan punya social life yang sehat,” ungkapnya.

Psikolog klinis Mutiara Maharini, atau Mahari, memuji inisiatif Syifa mendirikan komunitas Pretty Privilege Sports sebagai langkah cerdas.  

“Aku suka banget cara Syifa jujur sama dirinya sendiri. Dia tahu kalau sendirian susah konsisten, jadi bikin ruang yang ‘memaksa’ dia hadir. Itu bukan jebakan negatif, tapi strategi self-care yang cerdas,” ucap Mahari, host Podcast Disko "Diskusi Psikologi".

Kehadiran komunitas seperti yang dibentuk Syifa, membuka ruang-ruang baru, tempat perempuan bisa berolahraga tanpa rasa takut. 

“Aku jadi ingat cerita banyak perempuan yang nggak nyaman kalau harus olahraga bareng laki-laki, apalagi kalau ada komentar merendahkan. Dengan komunitas perempuan, mereka bisa merasa dihargai, dilihat sebagai individu, bukan sekadar gender,” kata Mahari.

“Aku percaya banget, vibe positif itu nular. Kalau orang datang karena merasa diterima, mereka bakal terus stay. Jadi, energi positif di komunitas lebih penting daripada programnya sendiri,” tambahnya.

Baca Juga:

- Survival Kit biar Mental Terjaga di Tengah Gelombang Unjuk Rasa

- Lagi Berselancar di Dating Apps? Hati-Hati Love Scamming!

Psikolog klinis Annisa Axelta menuturkan, kesehatan mental dan sosial seseorang bisa tetap terjaga dengan mengikuti komunitas olahraga. Kebersamaan saat berolahraga mampu meningkatkan sense of belonging atau rasa memiliki.

“Join komunitas itu secara psikologis bisa meningkatkan rasa memiliki. Kita merasa jadi bagian dari tim, dan itu bikin motivasi olahraga lebih tinggi. Penelitian juga menunjukkan, olahraga bareng lebih efektif daripada sendirian,” jelas Annisa dalam Podcast Disko "Diskusi Psikologi".

Annisa tak menampik, fenomena fear of missing out (FOMO) kerap jadi pendorong banyak orang bergabung ke komunitas olahraga. Meski FOMO, dinilainya, tak melulu sesuatu yang negatif. 

“Kalau di awal ikut olahraga karena FOMO, nggak apa-apa. Yang penting kemudian refleksi, cocok nggak sama kita, fit dengan kebutuhan kita atau tidak. Jangan sampai olahraga jadi beban atau sekadar buat foto. Fokusnya harus pada nilai positif dan konsistensinya,” tegas Annisa.

Olahraga juga mengajarkan nilai dan makna hidup seperti kesabaran dan mindfulness

“Ketika main padel, kita belajar fokus pada momen ketika raket ketemu bola. Itu mengajarkan sabar, mindful, dan tidak terburu-buru. Hal kecil ini bisa kita bawa ke kehidupan sehari-hari,” tuturnya.

Hal positif lain adalah prinsip women support women yang terbangun dalam komunitas olahraga. 

“Pertemanan perempuan dengan perempuan bisa meningkatkan kepuasan hidup, emotional well-being, sampai produktivitas. Jadi, alih-alih bersaing, lebih baik saling mendukung dengan afirmasi positif,” pungkasnya.

Mau tahu selengkapnya soal serunya gabung dalam komunitas olahraga? Simak obrolannya di Podcast Disko (Diskusi Psikologi).

padel
tenis
pilates
olahraga
podcast
mental health
kesehatan mental
komunitas
support system

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...