Sejumlah anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Palopo Sulawesi Selatan menerima teror dan ancaman pembunuhan
Penulis: Yudi Rachman
Editor:

KBR68H, Jakarta – Sejumlah anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Palopo Sulawesi Selatan menerima teror dan ancaman pembunuhan. Ancaman itu datang dari pendukung pasangan Haidir Basir dan Tamrin Jufri yang kalah dalam pemilihan walikota Palopo. Ketua Panwaslu Palopo Hisma Kahman mengatakan, seluruh anggota Panwaslu mendapatkan ancaman dan intimidasi sejak rekapitulasi suara sampai sekarang. Menurut Hisma Kahman, simpatisan pasangan Haidir Basir dan Tamrin kecewa terhadap putusan Panwaslu yang tidak mengeluarkan rekomendasi terkait aduan adanya penggelembungan suara.
“Oiya, sampai hari ini saya masih mendapatkan teror melalui sms, saya akan diculik saya akan dibunuh, jadi teror-teror seperti itu sudah biasa didengarkan dan sudah biasa diancam melalui sms. Saya juga sering mendapatkan ancaman langsung, saya akan dibunuh dan sebagainya. Pasangan siapa yang mengancam itu? Yang mengancam itu dipastikan dari tim pasangan nomor lima. Saat klarifikasi kemarin pun saya diancam, akan dibunuh dan akan dicari sampai ke mana pun dan banyak orang yang mendengarkan, bukan hanya saya sendiri,”ucap Ketua Panwaslu Kota Palopo Hisma Kahman saat dihubungi KBR68H.
Kemarin ratusan pendukung calon Walikota Palopo, Haidir Basir dan Thamrin Jufri mengamuk. Massa membakar sejumlah gedung dan fasilitas publik. Kerusuhan meletus setelah Komisi Pemilihan Umum KPU menetapkan pasangan Judas Amir-Ahmad Syarifuddin sebagai pemenang pemilihan walikota. Bangunan yang dirusak massa antara lain Kantor Walikota Palopo, Kantor Dinas Perhubungan, kantor DPD Partai Golkar, dan kantor redaksi harian lokal Palopo Pos. Polisi sudah menahan satu tersangka dalam kasus ini.