indeks
KemenLH-Hut Bantah Abaikan Kasus Pembunuhan Orang Utan

KBR, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bantah mengabaikan kasus tewasnya orang Utan di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah awal Desember lalu.

Penulis: Indra Nasution

Editor:

Google News
KemenLH-Hut Bantah Abaikan Kasus Pembunuhan Orang Utan
orang utan

KBR, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bantah mengabaikan kasus tewasnya orangutan di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah awal Desember lalu. 


Juru Bicara KemenLH-Hut Eka Widodo Sugiri mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab kematian oranutan itu. Kata dia, pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah orangutan tersebut tewas diberondong 40 peluru atau tewas ketika dalam penanganan LSM Peduli Orangutan BOSF.


"Tentu yang akan dismapaikan dipublik adalah informasi yang berdasarkan fakta, bukan kita defensif, tetapi informasi berdasarkan fakta, kalau memang ada hal yang di luar kewajaran tentu akan kita selidiki, karena kami masih mengumpulkan data dan akan disamakan dengan hasil visum, segera saya akan tindak lanjuti," kata Eka kepada KBR, Minggu (21/12).


Sebelumnya, sebuah petisi di Change.org bertajuk “Demand Justice for Orangutan shot 40 Times and Action against Makin Group” yang diprakarsai Palm Oil Consumer Action, meminta pemerintah Indonesia segera memeriksa perusahaan Makin Grup, terkait tewasnya seekor orangutan. Hal ini dilakukan lantaran pemerintah dianggap lamban menyelesaikan kasus ini. 


Petisi tersebut ditujukan langsung kepada Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, dan Presiden Joko Widodo. 


Kasus ini bermula saat Yayasan BOSF menerima orangutan dari masyarakat dengan kondisi luka parah. Setelah dilakukan X-ray, ternyata di tubuhnya dipenuhi sejumlah peluru angin. Total ada 40 butir peluru bersarang di kepala dan bagian tubuh lain.


Editor: Pebriansyah Ariefana

orang utan

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...