indeks
Indoprogress: Penculik Aktivis Kini Masuk Gerindra

KBR, Jakarta

Penulis: Luviana

Editor:

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Indoprogress: Penculik Aktivis Kini Masuk Gerindra
mawar, penculikan, gerindra

KBR, Jakarta – Indoprogress, sebuah lembaga media yang bekerja untuk isu Hak Asasi Manusia merilis soal kasus penculikan aktivis 1998-1999.

Dalam rilisnya, Indoprogress menulis bahwa anggota Tim Mawar, sebuah tim yang dibentuk oleh Kopassus dan Prabowo sebagai pemimpinnya yang menculik para aktivis pro-demokrasi 1998, ternyata tidak menanggung akibat apapun dari tindakan kriminal yang mereka lakukan.
Lewat proses peradilan yang penuh dengan teka-teki, mereka akhirnya dihukum pidana penjara namun tidak dipecat. Pemecatan hanya dialami oleh komandan tim Mawar, Mayor Infanteri Bambang Kristiono.

Indoprogress dalam laporan investigasinya menulis bahwa para perwira ini selama ini menjalani karir mereka secara normal, bahkan mendapatkan promosi jabatan. Sebagian dari mereka bahkan saat ini berpangkat Kolonel dan selangkah lagi menjadi perwira tinggi atau Brigadir Jenderal.  Umumnya mereka mengisi posisi di Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS) maupun perwira intelijen di TNI-AD.

Sejumlah anggota tim Mawar yang tak lagi aktif kini menduduki jabatan penting di Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto.
Indoprogress menulis bahwa kasus-kasus ini dengan sendirinya menguatkan dugaan bahwa para perwira TNI memiliki kekebalan hukum jika mereka berhadapan dengan persoalan hak asasi manusia dalam tugasnya.

Penculikan kepada para aktivis tersebut terjadi di tahun 1998. Dari 23 yang diculik, 13 orang belum kembali hingga kini. 13 aktivis yang masih hilang antaralain: Wiji Thukul, Petrus Bima Anugrah, Suyat, Yani Afri, Deddy Hamdun, Sonny, Noval Al Katiri, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin dan Abdun Nasser.


Editor: Luviana

mawar
penculikan
gerindra

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...