Beberapa minggu terakhir harga cabai rawit di Lumajang, Jawa Timur, naik cukup signifikan. Namun kenaikan tersebut ternyata masih belum berpihak pada para petani di Lumajang. Ini diungkapkan Amir, petani asal Desa Klumprit, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten
Penulis: Radio Semeru
Editor:

KBR68H, Lumajang – Beberapa minggu terakhir harga cabai rawit di Lumajang, Jawa Timur, naik cukup signifikan. Namun kenaikan tersebut ternyata masih belum berpihak pada para petani di Lumajang. Ini diungkapkan Amir, petani asal Desa Klumprit, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten lumajang.
Menurut Amir, untuk saat ini harga cabe di pasaran sudah tembus di kisaran harga Rp 40 ribu per Kg. Meskipun harga cabe rawit melonjak dalam dua minggu belakangan ini, namun ia mengaku tidak terkena dampak kenaikan harga cabe tersebut. Karena cabe miliknya sudah laku dengan pola sistem borongan atau tebasan, sehingga yang diuntungkan menurutnya hanyalah pedagangnya bukan petaninya.
“Kenaikan cabe di pasaran bagi kami para petani tidak ada dampaknya, karena di petani harganya itu hanya sekitar Rp 20 ribu per-kg, harga itu bisa karna berbagai macam sebab, bisa karena dibeli sebelum panen, ada juga karna kita butuh obat dan untuk pembayaran obat, jadi kita juga perlu dana pengembalian modal kalaupun ada keuntungan, itu saya kira dipedagangnnya bukan di petaninnya, “ ungkap Amir.
Hal senada juga diungkapkan salah satu pedagang di Pasar Baru Lumajang, Ulum. Menurut dia, , untuk harga tokonya harga cabe rawit masih di kisaran Rp 30 ribu per kg, sedangkan untuk harga eceran tembus diangka Rp 40 ribu per kg. Sementara untuk cabe merah masih relatif stabil, tidak ada kenaikan yang sinifikan seperti halnya cabe rawit.
“Harga cabe rawit yang dari probolinggo itu Rp 32 ribu per kg sedangkan dari pilipin Rp 30 ribu per kg, sedangkan untuk eceran Rp 40 ribu per kg, “ ungkap Ulum.
Menyikapi kenaikan harga ini, Kepala Dinas Perindusterian dan Perdagangan Lumajang melalui Kabid Perdagangan, Bambang Suryo, mengatakan untuk saat ini, harga cabe rawit sesuai data yang dia ambil dari Pasar Baru Lumajang, Pasar Sukodono dan Pasar Pasirian, kemarin, harga cabe rawit sudah tembus dikisaran Rp 45 ribu per kg, padahal pada minggu lalu masih dikisaran harga Rp 40 ribu per kg.
Kanaikan terjadi menurut Bambang, karena dipengarui oleh buruknya cuaca yang menghambat kedatangan angkutan cabai atau bahkan cuaca yang merusak hasil panen. Sehingga kebutuhan cabai rawit di pasaran terkurangi akibat gagal panen. Karena itu dia berharap dalam waktu dekat kenaikan harga cabai tersebut bisa ditekan dan kembali stabil.
“ Untuk harga cabai rawit ini harganya melambung, pada minggu yang lalu harganya masih dikisaran Rp. 40.000 untuk minggu ini menginjak ke Rp 45 ribu per kg. kenaikan cabe ini sebenarnya dipengaruhi oleh cuaca, dengan desentra panennya itu berkurang, sehingga menganggu pasokan dari petani ke pedagang, mudah – mudahan dalam waktu dekat ini harga cabe mengalami penurunan, “ ungkap Bambang.
Ia berharap, walaupaun kenaikan harga cabe ini cukup berdampak kepada masyaraka, tetapi tidak menganggu stabilitas harga bahan pangan yang lain. Sehingga masyarakat tidak semakin berat memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari.
Sumber: Radio Semeru