KBR68H, Jayapura
Penulis: Radio Swara Nusa Bangsa
Editor:

KBR68H, Jayapura – Pasca meluapnya air sungai yang menggenangi empat desa di distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya Papua, tiga pekan lalu hingga kini sedikitnya 300 kepala keluarga masih berada di tempat pengungsian yang disediakan oleh pemerintah setempat.
Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni menuturkan, karena masih berada di tempat pengungsian mereka belum bisa melakukan aktivitas seperti berkebun maupun beternak. Hal ini semakin diperparah setelah sejumlah jembatan gantung yang menjadi akses mereka putus dan hanyut terbawa arus sungai saat banjir.
“Aktivitas masyarakat? Ya berhentilah, apalagi ada kebun yang berseberangan ada pemukiman di sebelah kali, kemudian ada jembatan rusak. Ini mereka mengalami dampak yang luarbiasa sekali. Karena tidak bisa menghidupi, karena sayur sayuran kebun mereka di sebelah,” tutur Natalis.
Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni menjelaskan, banjir kali ini cukup parah karena menimbulkan korban jiwa. Setidaknya empat orang tewas dalam musibah ini. Mereka adalah para petani garam yang tinggal di bantaran sungai.
Dia membenarkan, di sepanjang bantaran sungai yang menghubungkan empat desa dan dua Ditsrik ini terdapat pemukiman warga. Tidak hanya itu, warga juga berkebun dan beternak disana.
Untuk mengantisipasi terjadinya banjir, kata Natalis, pihaknya terus melakukan imbauan dan larangan kepada masyarakat untuk tidak lagi melakukan aktivitas di sepanjang bantaran sungai.
Selain memberikan imbauan kepada warga ke depan, kata Natalis, akan dilakukan penanganan pascabencana seperti membangun kembali rumah warga yang hanyut, merekontruksi jembatan, membuka lahan baru untuk kebun warga termasuk membayar ganti rugi ternak yang mati.
Disinggung total kerugian materil akibat banjir, Natalis mengaku mencapai miliaran rupiah.
Hari ini, Pemerintah Provinsi Papua akan memberikan bantuan dana kepada pemerintah Intan Jaya dan para korban banjir. Namun menurut Natalis, nominalnya belum diketahui. (Andi Iriani)
Sumber: Radio Swara Nusa Bangsa
Editor: Doddy Rosadi