indeks
Disdik Jateng Gencarkan Pencegahan Kekerasan Seksual Melalui Agen Perubahan

"Kita mencegah tindak kekerasan yang ada di pondok pesantren dan semua lembaga pendidikan, yang bisa kami lakukan mencegah adanya tindak kekerasan,"

Penulis: Anindya Putri

Editor: Rony Sitanggang

Google News
Kekerasan seksual
Ilustrasi: Aksi menuntut penanganan kasus kekerasan seksial di Gorontalo, Kamis (02/05/24). (Antara/Adiwinata)

KBR, Semarang- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengklaim   terus melakukan sosialisasi pencegahan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan. Kepala Disdikbud Jateng, Uswatun Hasanah menyebut kasus kekerasan di lingkungan pendidikan cukup tinggi baik dari sekolah hingga pesantren.

"Kekerasan itu tidak dapat dihitung secara kwantitatif karena disinyalir ada kekerasan yang tidak terangkat. Upaya kita mencegah tindak kekerasan yang ada di pondok pesantren dan semua lembaga pendidikan, yang bisa kami lakukan mencegah adanya tindak kekerasan," ungkap Uswatun, Jumat (25/09/24).

Uswatun mengatakan, antisipasi serta edukasi tidak dapat bisa sepenuhnya diserahkan kepada sekolah. Namun, diperlukan kerjasama dengan sejumlah pihak dari orang tua murid, lembaga perempuan hingga aparat kepolisian.

"Diperlukan kerjasama dari berbagai elemen tidak bisa diserahkan ke sekolah saja," katanya.

Uswatun mengklaim, sejumlah sekolah telah membentuk tim pencegahan pencegahan kekerasan (TPPK) untuk kerjasama menangani kekerasan seksual.

Baca juga:

Kepala Disdikbud Jateng, Uswatun Hasanah  melanjutkan, di SMAN 1 Sragen, bahkan terdapat agen perubahan untuk penanggulangan kekerasan seksual.

"Agen perubahan inisiasi pendekatan sesama teman, bagaimana anak mencegah 6 jenis kekerasan di sekolah, dari teman dekat lebih didengarkan dibanding guru, jadi pesan sampai mereka," jelasnya.

Uswatun berharap, adanya agen perubahan mampu meminimalisir kasus kekerasan seksual di lingkup sekolah.

"Semoga agen perubahan juga ada di sekolah lain atau pesantren," imbuhnya.

kekerasan seksual anak

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...