indeks
Deflasi Tahunan Pertama Dalam 25 Tahun, Ini Pemicunya

"Menurut catatan BPS, deflasi year-on-year pernah terjadi pada bulan Maret 2000 dan disumbang atau didominasi oleh kelompok bahan makanan,"

Penulis: Astri Septiani

Editor: Muthia Kusuma

Google News
pangan
Aktivitas pedagang di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta, Senin (7/10/2024). (Foto: ANTARA/Akbar Nugroho)

KBR, Jakarta- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,48 persen secara bulanan pada Februari 2025. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kebijakan diskon tarif listrik yang diterapkan pemerintah menjadi salah satu faktor utama penyebab deflasi ini.

"Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan deflasi sebesar 3,59 persen dan memberikan andil deflasi 0,52 persen. Karena komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok ini adalah diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi sebesar 0,67 persen," kata Amalia saat konferensi pers, Senin (03/03/25).

Baca juga:

Selain diskon tarif listrik, deflasi Februari 2025 juga dipengaruhi oleh penurunan harga sejumlah komoditas pangan bergejolak. BPS mencatat penurunan harga daging ayam ras, bawang merah, dan cabai merah, yang masing-masing memberikan andil deflasi sebesar 0,06 persen, 0,05 persen, dan 0,04 persen.

Secara tahunan, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,09 persen pada Februari 2025, yang merupakan deflasi tahunan pertama sejak Maret 2000.

"Menurut catatan BPS, deflasi year-on-year pernah terjadi pada bulan Maret 2000 dan disumbang atau didominasi oleh kelompok bahan makanan," ujarnya.

Di sisi lain, beberapa komoditas tetap memberikan andil terhadap inflasi pada Februari 2025. Kenaikan tarif air minum PAM menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen, harga emas perhiasan menyumbang inflasi sebesar 0,08 persen, dan kenaikan harga bensin menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen.

Baca juga:

BPS
deflasi
Februari 2025
diskon tarif listrik

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...