indeks
Alami Kekerasan di Media, Komunitas LGBT Ajak Tolak Kekerasan

KBR, Jakarta - Seringnya mengalami kekerasan di media membuat komunitas LGBTIQ pada Kamis (22/5) hari ini mengajak media untuk berkampanye menolak kekerasan dan diskriminasi yang banyak terjadi di media.

Penulis: Luviana

Editor:

Google News
Alami Kekerasan di Media, Komunitas LGBT Ajak Tolak Kekerasan
media, lgbt, kekerasan

KBR, Jakarta - Seringnya mengalami kekerasan di media membuat komunitas LGBTIQ pada Kamis (22/5) hari ini mengajak media untuk berkampanye menolak kekerasan dan diskriminasi yang banyak terjadi di media.


Salah satu aktivis LGBTIQ, Lini Zurlia menyatakan bahwa selama ini banyak kalangan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transeksual) di Indonesia yang sering dicap sebagai orang yang sering melakukan kejahatan seksual.


"Waktu ada kekerasan seksual yang menimpa anak-anak sekolah internasional misalnya, maka komunitas LGBT dicap sebagai penjahat yang melakukan kekerasan seksual pada anak. Jadi homoseksual masih diidentikkan dengan penjahat seksual. Tentu saja ini terdengar menyakitkan."


Selain itu diskriminasi lainnya, komunitas ini juga identik sebagai komunitas yang punya penyakit sosial, menyimpang dan mempunyai orientasi seksual yang aneh. Hal ini banyak mereka jumpai di pemberitaan dan sejumlah acara di televisi.


"Maka kami mengajak agar media mempunyai keberpihakan pada komunitas ini. Karena komunitas ini hanya mempunyai orientasi seksual yang berbeda, tetapi bukan penjahat seksual atau berpenyakit sosial seperti anggapan selama ini" ujar Lini Zurlia dalam acara media gathering di Komnas Perempuan, Kamis (22/5).


Kampanye tolak kekerasan pada LGBT di media ini merupakan serangkaian dari peringatan IDAHOT (International Day Against Homophobia dan Transphobia). Yaitu sebuah peringatan untuk melawan homophobia dan transphobia yang diperingati di seluruh dunia setiap tanggal 17 Mei.


IDAHOT sendiri dirayakan di 120 negara di dunia termasuk di Indonesia. Peringatan ini untuk mengajak masyarakat agar memahami soal keragaman orientasi seksual dan identitas gender yang berbeda. IDAHOT juga mengajak masyarakat agar tidak melakukan kekerasan dan diskriminasi terhadap kelompok LGBT. 


Menurut penelitian yang dilakukan Arus Pelangi, sebuah lembaga yang bekerja pada isu LGBT teridentifikasi bahwa sekitar 89,3% LGBT mengalami kekerasan, 79,1% mengalami kekerasan psikis, 46,2% mengalami kekerasan fisik. Sedangkan 26,3% mengalami kekerasan ekonomi, 45,1% mengalami kekerasan seksual dan 63,3% mengalami kekerasan budaya.


media
lgbt
kekerasan
Toleransi
petatoleransi_06DKI Jakarta_biru

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...