indeks
Ahli Satwa Dilibatkan Dalam Penyelidikan Kematian Singa di KBS

Penyidik Kementerian Kehutanan mengundang ahli satwa pekan depan untuk menelusuri penyebab kematian seekor Singa Afrika di Kebun Binatang Surabaya.

Penulis: Nur Azizah

Editor:

Google News
Ahli Satwa Dilibatkan Dalam Penyelidikan Kematian Singa di KBS
singa, kebun binatang surabaya

KBR68H, Jakarta - Penyidik Kementerian Kehutanan mengundang ahli satwa pekan depan untuk menelusuri penyebab kematian seekor Singa Afrika di Kebun Binatang Surabaya


Kepala Sub Direktorat Penyidikan Wilayah I Kementerian Kehutanan Suhariono mengatakan, langkah ini dilakukan agar bisa mengenal lebih jauh karakter Singa Michael yang mati terlilit kawat seling. Dugaan sementara Singa asal Afrika itu mati akibat faktor eksternal yang memicu reaksi liar Singa berusia 1,5 tahun itu.


"Dari seperti itu apa lagi kejadiannya malam hari dan segala macam, memang sangat dimungkinkan adanya faktor faktor dari luar. Faktor itu bisa manusia, bisa satwa lain, bisa perilaku, provokasi dari satwa lain, dan seterusnya, bisa. Untuk itu penyidik masih sangat jauh kalau segera menyimpulkan. Tapi setidaknya kita sudah punya tahapan akan segera memeriksa ahli tentang perilaku satwa. Dalam waktu secepatnya mungkin satu atau dua hari mungkin kita akan segera meminta keterangan dari ahli perilaku satwa," terang Hariono kepada KBR68H, Minggu (12/01).


7 Januari lalu satu dari enam ekor Singa Afrika di KBS ditemukan mati. Singa bernama Michael itu mati terlilit kawat seling. Hasil outopsi pertama menyebutkan Singa berusia 1,5 tahun itu mati akibat kekurangan oksigen dalam paru-parunya. 


Sehari sebelumnya Gnu (sebangsa Rusa asal Afrika) juga ditemukan mati di sangkar peraganya. Padahal satwa kelompok Rusa itu didatangkan dari Taman Safari pada 2013 lalu dalam keadaan sehat dan masih muda.


Editor: Antonius Eko 

singa
kebun binatang surabaya

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...