RAGAM

Yayasan Mudra Swari Saraswati Umumkan Program Utama Perayaan ke-20 dan Penunjukkan Duta UWRF 2023

Program utama itu sendiri menampilkan lebih dari 40 diskusi panel yang melibatkan penulis, pemikir, aktivis, akademisi, dan jurnalis terkemuka di zaman kita, dari Indonesia dan sekitarnya.

DIPERSEMBAHKAN OLEH Yayasan Mudra Swari Saraswati / Paul M Nuh

Yayasan Mudra Swari Saraswati Umumkan Program Utama Perayaan ke-20 dan Penunjukkan Duta UWRF 2023
Konferensi Pers Penunjukan duta event dan pengumuman program perayaan ke-20.

KBR, Jakarta - Yayasan Mudra Swari Saraswati, yayasan yang bertanggung jawab menyelenggarakan Ubud Writers & Readers Festival dan Ubud Food Festival, dengan bangga mengumumkan penunjukan Laksmi DeNeefe Suardana sebagai duta resmi kedua event tersebut.

Didirikan pada tahun 2003, dengan peluncuran Ubud Writers & Readers Festival pertama tahun berikutnya, proyek healing dalam menanggapi bom Bali pertama, yayasan ini telah memperluas dan mendiversifikasi proyeknya, dengan dua festival tersebut sebagai kegiatan utamanya. Tetap konsisten dengan misi utamanya untuk membantu Indonesia mencapai potensi penuhnya dengan memanfaatkan kekayaan seni dan budayanya.

Sebagai orang yang telah lama berkecimpung dengan kedua festival tersebut, advokasinya yang luar biasa dalam literasi dan sastra Indonesia, Puteri Indonesia 2022, dan dedikasinya yang penuh semangat terhadap warisan kuliner Indonesia, Laksmi DeNeefe Suardana melambangkan perwujudan peran duta dalam event ini.

Yayasan Mudra Swari Saraswati meyakini kerjasama Laksmi sebagai duta akan saling menguntungkan. Posisinya yang terhormat dalam komunitas sastra dan budaya akan membantu yayasan menjangkau khalayak yang lebih luas, menjalin hubungan dengan sponsor potensial, dan meningkatkan visibilitas Ubud Writers & Readers Festival dan Ubud Food Festival. Secara bersamaan, keterlibatan Laksmi akan semakin memperkuat statusnya sebagai advokat terkemuka untuk pemberdayaan, pendidikan, dan literasi perempuan.

Dalam kapasitasnya sebagai Duta, Laksmi DeNeefe Suardana akan bertanggungjawab menghadirkan festival-festival tersebut kepada publik, mitra, dan sahabat yayasan. Dia akan secara efektif menyampaikan pesan positif tentang proyek Yayasan dan meningkatkan kesadaran tentang dampak festival dalam mempromosikan literasi, pertukaran budaya, dan warisan kuliner.

Pengumuman resmi pengangkatan Laksmi DeNeefe Suardana sebagai Duta berlangsung dalam konferensi pers pada Jumat, 18 Agustus di Jakarta. Didukung oleh kampanye media sosial yang komprehensif, acara ini akan menyoroti kolaborasi sinergis antara Yayasan dan Laksmi.

Yayasan Mudra Swari Saraswati mengungkapkan antusiasme yang sangat besar atas dipilihnya Laksmi DeNeefe Suardana sebagai duta. Mereka sangat yakin bahwa keterlibatannya akan memperkuat upaya penjangkauan, menginspirasi kegiatan penggalangan dana baru, dan memperkuat dukungan dari para penggemar dan pendukung Festival.

“Saya tidak melihat orang yang lebih baik untuk menjadi Duta Yayasan selain Laksmi,” kata Janet DeNeefe, Direktur Festival. "Dia tumbuh dengan acara-acara ini dan dia sangat tertarik dengan literasi, sastra, makanan Indonesia, dan warisan budayanya."

Laksmi menyatakan, “Saya percaya bahwa seni dan budaya adalah aset terbesar bangsa kita. Visi dan misi festival sejalan dengan saya, yaitu membangun dan memperkuat bangsa kita melalui pendidikan, khususnya kegiatan seni dan sastra; inilah mengapa saya sangat antusias untuk mendukung tujuan mereka.

Saat mengumumkan peran duta Laksmi untuk festival tersebut, yayasan juga meluncurkan jajaran program utama untuk perayaan hari jadinya yang ke-20, bersama dengan Pass Festival 4-Hari dan 1-Hari regulernya, yang memberikan akses pengunjung festival ke program utama.

Program utama itu sendiri menampilkan lebih dari 40 diskusi panel yang melibatkan penulis, pemikir, aktivis, akademisi, dan jurnalis terkemuka di zaman kita, dari Indonesia dan sekitarnya. Nama internasional termasuk pembela lingkungan yang tak kenal takut, Vandana Shiva; penulis pemenang Hadiah Pulitzer dan jurnalis investigasi, Geraldine Brooks; Penulis pemenang Booker Prize dari Girl, Woman, Other, Bernardine Evaristo; Pemenang Hadiah Booker Internasional 2022, Geetanjali Shree; Pemenang Booker Prize 2022, Shehan Karunatilaka; dan Behrouz Boochani, jurnalis, pembela hak asasi manusia, penulis, dan produser film.

Sementara itu, beberapa pengisi acara dari Indonesia yang menarik antara lain; wartawan dan penulis senior Goenawan Mohamad dan Leila S. Chudori, dramawan Putu Wijaya, ikon budaya Sujiwo Tedjo, dan masih banyak lagi.

Festival ini ternyata memiliki tempat tersendiri di hati beberapa penulis Indonesia yang sudah lama berkecimpung dalam festival tersebut. Salah satunya adalah Leila S. Chudori, yang memenangkan SEA Writes Award 2020 untuk terjemahan bahasa Inggris dari novelnya The Speaks His Name. Dia menulis penggalan novel itu di Ubud saat mengikuti Festival dan meluncurkan versi Indonesia novel itu di festival 2017.

“Setelah 20 tahun, saya selalu menganggap Ubud Writers & Readers Festival sebagai rumah bagi penulis dan pembaca, untuk berkreasi, berbagi, belajar, sambil berdiskusi satu sama lain. Sebuah penggalan novel saya ditulis di sana... beberapa tahun kemudian, novel yang sama juga diluncurkan di Festival 2017, sebagai salah satu bahan diskusi. Saya berharap UWRF akan terus menjadi rumah bagi komunitas buku global, menyediakan ruang yang aman namun penuh semangat untuk semua. Selamat terlahir kembali, UWRF!” kata Leila.

Baca juga: Satu Dekade Ubud Writers & Readers Festival - kbr.id

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!