RAGAM

Kemendesa PDTT Kuatkan Kerja Sama Dengan SurfAid untuk Kesejahteraan Masyarakat Terpencil

Kemendes PDTT dan SurfAid telah berhasil menjangkau sekitar 52,000 penduduk, 7,777 KK di 48 desa, menguatkan 115 Posyandu, membangun 284 fasilitas air bersih dan melatih 596 Kader Posyandu.

DIPERSEMBAHKAN OLEH Kementerian Desa PDTT / Paul M Nuh

Kemendesa PDTT Kuatkan Kerja Sama Dengan SurfAid untuk Kesejahteraan Masyarakat Terpencil
Memorandum Saling Pengertian (MSP) antara Kemendes PDTT dan SurfAid.

KBR, Jakarta - Kemendes PDTT dan SurfAid kembali memperbaharui Memorandum Saling Pengertian (MSP) yang perdana dilakukan secara resmi pada Oktober 2019 lalu. SurfAid adalah organisasi nirlaba internasional yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah terpencil yang terhubung melalui lokasi selancar (surfing).

Ir. Eko Sri Haryanto, MM, Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa PDTT berharap kerjasama ini mampu mencapai target peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah tertinggal. Menurut Eko, kerjasama ini juga dilakukan dalam rangka mendukunng capaian SDG Desa.

Hingga tahun 2022, kerja sama Kemendes PDTT dan SurfAid telah berhasil menjangkau sekitar 52,000 penduduk, 7,777 KK di 48 desa, menguatkan 115 Posyandu, membangun 284 fasilitas air bersih dan melatih 596 Kader Posyandu.

Saat pandemi Covid-19 SurfAid sigap membantu pemerintah membantu pendistribusian vaksin di desa terpencil di Kepulauan Batu-batu di Kabupaten Nias Selatan. Selain mendistribusikan APD dan fasilitas kesehatan lainnya, SurfAid juga melakukan pelatihan kepada relawan desa untuk membantu penanganan covid-19.

NUSATANI (Pertanian Sensitif Gizi), program lainnya dari SurfAid saat ini masih berjalan di Kecamatan Parado, Kabupaten Bima. Misi program adalah meningkatkan status gizi balita & keluarga serta peningkatan ketahanan pangan melalui praktik pertanian yang baik.

Bersama-sama, Kemendes PDTT dan SurfAid, serta pemerintah lokal, berharap dapat dapat terus bekerja untuk memberikan keluarga terpencil di Indonesia kesempatan terbaik untuk maju dan mandiri dalam hal kesehatan, ketahanan pangan dan pembangunan ekonomi.

Baca juga: Guru Besar IPB: Food Estate Gagal karena 4 Pilar Dilanggar - kbr.id

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!