RAGAM

Inclusivity Class P3K KBR Media di Open House Starki 2024

P3K adalah program reguler KBR Media yang bekerjasama dengan kampus dalam bentuk seminar maupun kelas podcast yang membahas isu-isu terkini yang menarik minat banyak orang.

DIPERSEMBAHKAN OLEH KBR Media / Paul M Nuh

EDITOR / Paul M Nuh

Inclusivity Class P3K KBR Media di Open House Starki 2024

KBR, Jakarta - Halo TemanKBR! Keberagaman di Indonesia merupakan anugerah dari Tuhan. Lebih dari seribu suku dengan bahasa yang beraneka memperkaya budaya Indonesia. Menurut Sensus BPS tahun 2010 Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa. Begitupun dengan agama dan kepercayaan. Pada tahun 2021, 86,93% penduduk Indonesia beragama Islam, 10,55% Kristen, 1,71% Hindu, 0,74% Buddha, 0,05% Konghucu, dan 0,03% agama lainnya, terdiri dari Parmalim (Tobasa), Ugamo Bangsa Batak (Tapanuli Utara), Pargebu (Hindu Karo), Marapu (Sumba), Sei Baba (Jawa Barat), Agama Jawa (Kejawen), dan sebagainya.

Keberagaman inilah yang membawa Podcast Kampus ke Kampus (P3K) dan Indonesia Baik KBR Media mengadakan kelas inklusif soal keberagaman. P3K adalah program reguler KBR Media yang bekerjasama dengan kampus dalam bentuk seminar maupun kelas podcast yang membahas isu-isu terkini yang menarik minat banyak orang.

Bertema “Indonesia Baik adalah Indonesia Inklusif”, P3K KBR Media bekerja sama dengan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita (STARKI) menyelenggarakan seminar dan kelas podcast pada hari Sabtu, 27 Juli 2024 di Kampus Starki, Pondok Kelapa Jakarta Timur. Kelas inklusif KBR Media menjadi bagian dalam rangkaian event Open House Starki 2024 yang juga mengundang 7 sekolah menengah tingkat atas di Jakarta dan Bekasi, yaitu SMA Budhaya II Santo Agustinus Jakarta, SMKN 70 Jakarta, SMAN 12 Bekasi, SMK Paramitha Jakarta, SMA Santo Antonius Jakarta, SMA Marsudirini Bekasi, dan SMA Pax Patriae Bekasi. Total peserta yang hadir mencapai 163 siswa.

Dalam bincang-bincang yang dipandu Gabriella Novianty Soedjarwo, M.Hum, dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Starki, Citra Dyah Prastuti, Pemimpin Redaksi KBR Media mengatakan kenapa Indonesia Baik menjadi suatu inisiatif gerakan di KBR Media. Citra menuturkan, “Kalau kita lihat situasi lingkungan kita saat ini, misalnya ada catatan Komnas HAM. Komnas HAM bilang ada ribuan kasus kekerasan HAM. Berdasarkan catatan INFID yang mensurvey siswa-siswi SMA, bahwa intoleransi di tingkat pelajar SMA itu tinggi. Inilah yang perlu diantisipasi sejak awal.”

Kadang-kadang ketika kita terlalu lama berada di lingkungan yang sama terus menerus, kita jadi tidak biasa melihat orang yang berbeda. Bukan hanya berbeda secara fisik, berbeda selera musik, berbeda pilihan politik dan lainnya, yang jika terus dibiarkan bisa menjadi sumber perpecahan.

Inilah yang menjadi dasar KBR Media menginisiasi gerakan Indonesia Baik. Karena kita percaya bahwa pada dasarnya semua manusia itu baik, maka perlu mengedepankan sikap-sikap yang bisa menerima perbedaan. Indonesia Baik diturunkan dalam berbagai bentuk, misalnya konten podcast, podcaster hunt, dengan merangkul anak-anak muda menyelenggarakan workshop tentang keberagaman dengan output berupa konten podcast, dan lain-lain. KBR Media ingin anak muda ini menjadi salah satu agen perubahan, mengawal keberagaman untuk Indonesia yang lebih baik.

Pendapat senada disampaikan Rezza Brammadita, Venture and Fellowship Manager Ashoka Indonesia. Ashoka Indonesia banyak merangkul relawan-relawan untuk menjadi agen perubahan. Selain anak muda, Ashoka juga menghimpun komunitas keluarga, sesuai dengan misi Ashoka, mencari social innovator di dunia dan membuat gerakan pembaharu. Ashoka saat ini punya gerakan baru bernama Everyone a Changemaker. Setiap orang adalah pembaharu. Di Ashoka ada program namanya DEI, Diversity, Equity and Inclution. Dalam pemilihan Ashoka Fellow maupun Changemaker, aspek DEI ini selalu diberikan. Bahkan di Ashoka ada fellow dari masyarakat adat.

red

Rangkaian acara dilanjut dengan kelas podcast oleh Malika dan Ninik dari Tim Program KBR Media. Kelas dibagi dua dengan peserta sekitar 25 orang per kelas. Peserta beragam dari berbagai sekolah menengah atas di Jakarta dan Bekasi. Materi dari Malika dan Ninik juga masih bertemakan keberagaman. Masing-masing kelas dibagi ke dalam 5 kelompok yang mendapat tugas untuk merumuskan ide produksi podcast dari materi yang mereka terima. Ide tersebut lalu dikembangkan ke dalam bentuk skrip untuk kemudian dibacakan dan direkam.

red


Bagaimana Indonesia dalam 10 tahun ke depan? Itu adalah salah satu ide yang dilontarkan. Ide mereka adalah merancang ulang undang-undang yang berlaku di negara ini. Mereka menganggap undang-undang yang berlaku sekarang ini menguntungkan sekelompok orang, sehingga banyak koruptor. Kelompok lain menyoroti rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Kurikulum Merdeka yang sekarang berlaku ternyata tidak cocok untuk beberapa kalangan. Karena banyak menggunakan teknologi kadang gurunya yang kurang beradaptasi dengan teknologi tidak bisa mengimbangi dan mengajar dengan efektif. Banyaknya project yang harus dikerjakan, selain menguras energi dan pemikiran, juga menguras biaya yang tidak sedikit. Atau ide yang menyoroti keberagaman budaya. Masuknya KPop di Indonesia setidaknya banyak anak muda terutama, mendalami bahasa dan budayanya, di samping tentunya makanan khas Korea yang sangat populer seperti; kimbab, ramyeon, odeng, kimchi, teokbokki, dll.

Gimana TemanKBR, Menarik bukan? Jika kalian ingin kampusnya dikunjungi P3K KBR Media bisa kontak kami di markom@kbr.id atau admin@kbr.id. Kami tunggu yaa….!!!

red


Baca juga: Yuk, Ikut Lomba Konten Baik tentang Keberagaman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!