RAGAM

GeneBlocks: Permainan Edukasi yang Mengubah Cara Belajar Genetika

GeneBlocks adalah permainan papan inovatif yang membuat pembelajaran genetika lebih interaktif, menyenangkan, dan mudah dipahami bagi siswa sekolah dan mahasiswa.

DIPERSEMBAHKAN OLEH KBR Media / Auzan Farhansyah

EDITOR / Paul M Nuh

Google News
GeneBlocks: Permainan Edukasi yang Mengubah Cara Belajar Genetika

KBR, Jakarta - Gamifikasi semakin populer sebagai metode pembelajaran yang meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa. GeneBlocks, permainan papan yang dikembangkan oleh peneliti Malaysia, hadir sebagai solusi inovatif untuk mempermudah pembelajaran genetika bagi siswa sekolah menengah dan mahasiswa. Dengan pendekatan yang menyenangkan dan interaktif, GeneBlocks membantu siswa memahami konsep-konsep genetika yang sering kali dianggap sulit dan abstrak.


Mengapa GeneBlocks Efektif?

GeneBlocks dirancang untuk mengubah konsep genetika yang kompleks menjadi pengalaman pembelajaran yang lebih mudah dipahami. Permainan ini menggunakan elemen strategi, kerja sama tim, dan umpan balik langsung, yang terbukti meningkatkan daya ingat dan pemahaman siswa terhadap materi seperti replikasi DNA, pewarisan genetik, dan ekspresi gen.

Beberapa alasan utama mengapa GeneBlocks efektif dalam pembelajaran genetika adalah:

  • Interaktif dan Menarik – Dibandingkan dengan metode konvensional seperti membaca buku teks atau mendengarkan ceramah, permainan ini mendorong siswa untuk aktif dalam belajar.
  • Menggunakan Pendekatan Permainan Serius – Bukan sekadar hiburan, tetapi juga dirancang untuk mencapai tujuan edukatif tertentu.
  • Memanfaatkan Elemen Kompetitif – Tantangan dan sistem penghargaan dalam permainan dapat meningkatkan motivasi siswa.

Cara Kerja GeneBlocks

Dalam permainan ini, pemain berperan sebagai ahli genetika yang harus menyelesaikan berbagai skenario genetik. Mereka mengumpulkan kartu yang mewakili variasi gen, menggunakan kartu tersebut untuk memprediksi karakteristik fisik, serta memecahkan permasalahan genetik akibat mutasi atau pengaruh lingkungan.

GeneBlocks mengadopsi tiga pendekatan utama:

  1. Pembelajaran Kolaboratif – Pemain bekerja dalam tim, berdiskusi, dan berbagi strategi dalam menyelesaikan tantangan genetik.
  2. Pemecahan Masalah – Pemain dihadapkan pada teka-teki genetika yang membutuhkan pemikiran kritis dan penerapan teori dalam konteks nyata.
  3. Umpan Balik Langsung – Kartu solusi memberikan koreksi instan sehingga siswa dapat segera memperbaiki kesalahan dan memahami konsep yang benar.

Dampak dan Masa Depan Gamifikasi dalam Pendidikan

Evaluasi terhadap GeneBlocks menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman siswa terhadap genetika. Banyak siswa merasa lebih mudah memvisualisasikan dan memahami konsep-konsep yang sebelumnya sulit dipahami. Salah satu siswa berkomentar, "Akhirnya, saya bisa melihat bagaimana pewarisan genetik benar-benar bekerja!"

Keberhasilan GeneBlocks sejalan dengan tren global dalam gamifikasi pendidikan. Beberapa contoh penerapan serupa meliputi:

  • Game untuk Manajemen Diabetes – Permainan yang mengajarkan anak-anak tentang pemantauan kadar gula darah dan manajemen insulin.
  • Game Edukasi Lingkungan – Seperti eVision yang membantu meningkatkan kesadaran tentang tantangan ekologi dan keberlanjutan.

Gamifikasi memiliki potensi besar untuk diterapkan dalam berbagai bidang pendidikan lainnya, termasuk pengembangan keterampilan komunikasi, pemecahan masalah, dan kerja sama tim. Dengan memasukkan permainan seperti GeneBlocks ke dalam kurikulum, pendidikan menjadi lebih menarik, interaktif, dan mudah diakses oleh semua siswa. Lebih dari sekadar belajar, gamifikasi mampu mengubah cara siswa memahami dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam kehidupan nyata.

Sumber: 360info.org

Penulis: Ivan Sebastian Edbert dan Alexander Agung Santoso Gunawan

Baca juga: Edukasi Bahaya Rokok kepada Anak-Anak di Bantaran Kali Ciliwung

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!