NLR Indonesia luncurkan BEN 2025 untuk perkuat jejaring inklusi anak & remaja disabilitas, termasuk terdampak kusta. Wujudkan masyarakat inklusif di Indonesia.
Penulis: Daryl Arshaq Isbani
Editor: Don Brady

KBR, Jakarta - NLR Indonesia, dengan dukungan Liliane Fonds, secara resmi meluncurkan inisiatif Building Effective Network (BEN) Indonesia 2025. Program ini hadir sebagai sebuah gerakan kolaboratif untuk memperkuat jejaring inklusi bagi anak dan remaja dengan disabilitas, termasuk mereka yang terdampak kusta, di berbagai wilayah Indonesia.
Acara peluncuran bertajuk Kick Off Meeting BEN Indonesia 2025 diselenggarakan pada Selasa, 30 September 2025. Kegiatan ini berlangsung meriah dengan kehadiran perwakilan kementerian, Komisi Nasional Disabilitas, organisasi penyandang disabilitas (OPDis), lembaga masyarakat sipil, akademisi, media, serta pemangku kepentingan lainnya baik di tingkat nasional maupun lokal. Momen ini sekaligus menandai langkah awal konsolidasi berbagai pihak dalam membangun sinergi untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif.
Inklusi Disabilitas Masih Jadi Tantangan
Meski berbagai kebijakan telah hadir, kesenjangan inklusi bagi anak dan remaja penyandang disabilitas di Indonesia masih nyata. Akses pendidikan, kesehatan, kesempatan ekonomi, hingga partisipasi sosial masih belum setara. Kondisi serupa juga dialami oleh kelompok yang terdampak kusta, yang sering kali menghadapi stigma ganda: stigma disabilitas dan stigma penyakit.
BEN Indonesia hadir dengan visi untuk menciptakan masa depan di mana setiap anak dan remaja dengan disabilitas dapat hidup bermartabat, mengembangkan potensi sepenuhnya, serta berpartisipasi penuh dalam masyarakat.
Program BEN Indonesia 2025 akan difokuskan di tiga provinsi yang mewakili tantangan beragam, yaitu:
- Nusa Tenggara Timur (NTT): Kota Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Manggarai
- Jawa Timur: Jember, Situbondo, dan Banyuwangi
- Sulawesi Tengah: Sigi dan Kota Palu
Ketiga provinsi tersebut dipilih karena masih terdapat angka prevalensi disabilitas dan kusta yang signifikan, serta tantangan besar terkait akses layanan dasar. Target utama program ini adalah anak dan remaja hingga usia 25 tahun, terutama mereka yang hidup dalam kondisi kemiskinan.
Strategi Fondasional untuk Perubahan Nyata
BEN Indonesia 2025 akan dijalankan dengan empat strategi fondasional yang saling melengkapi:
- Kolaborasi multisektoral & tata kelola inklusif – memperkuat koordinasi lintas aktor dari pemerintah hingga komunitas akar rumput.
- Pengembangan RBM berbasis bukti – mengedepankan data, riset, dan pengalaman lapangan sebagai dasar kebijakan.
- Pemanfaatan teknologi & inovasi – menggunakan teknologi untuk memperluas akses dan mempercepat perubahan sosial.
- Komunikasi perubahan perilaku & keterlibatan komunitas – mendorong perubahan sikap masyarakat terhadap disabilitas dan mengikis stigma.
Kick Off Meeting ini juga menjadi ruang diskusi bagi seluruh pemangku kepentingan untuk menyusun kerangka kerja bersama, termasuk rencana aksi konkret yang dapat diimplementasikan di tingkat lokal maupun nasional.
Harapan untuk Masa Depan Inklusif
Salah satu poin penting dari BEN Indonesia 2025 adalah keterlibatan bermakna anak dan remaja penyandang disabilitas dalam seluruh proses pembangunan. Tidak hanya sebagai penerima manfaat, mereka diposisikan sebagai aktor utama perubahan sosial.
Dengan pendekatan kolaboratif dan strategi yang komprehensif, BEN Indonesia 2025 diharapkan dapat menjadi model jejaring inklusi yang efektif dan berkelanjutan. Inisiatif ini juga diharapkan mampu menginspirasi daerah lain di Indonesia untuk membangun sistem inklusi yang serupa.
Baca juga: Proyek MBG, Emak-Emak di Yogyakarta: Sudah Bayar, Makan Direpresi, Anak Keracunan