Edukasi Tentang Isu Kusta, Media Punya Peran Penting!

Jumlah kasus kusta tahunan Indonesia masih sangat tinggi di dunia. Media memiliki peran penting dalam penyebaran informasi yang benar dan komprehensif.

KBR, Jakarta - Jumlah kasus kusta baru di Indonesia stagnan selama 10 tahun terakhir, sekitar 16.000-18.000 kasus, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus kusta tertinggi ketiga di dunia.

Meskipun pemerintah menargetkan kurang dari 1 per 1.000.000, namun tingkat disabilitas kusta masih tinggi mencapai 6.6 per 1.000.000 penduduk pada tahun 2017.

Hal ini menunjukkan keterlambatan dalam penemuan dan penanganan kusta yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan faktor penularan melalui kontak.

Pasien kusta dan penyandang disabilitas seringkali kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang memadai dan informasi mengenai perawatan kusta. Hal ini meningkatkan risiko penularan dan jumlah kasus baru kusta.

Media, pers mahasiswa, dan jurnalis warga harus memainkan peran penting dalam mengatasi hoaks, mitos, dan stigma seputar kusta serta menyampaikan informasi yang valid dan inklusif tanpa menciptakan stigmatisme dan diskriminasi.

Hal ini mempengaruhi kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial pasien kusta. Oleh karena itu, perlu penyebaran informasi yang benar dan komprehensif tentang kusta kepada masyarakat melalui media, termasuk media sosial, media online, dan media elektronik.

Pada Selasa, 31 Oktober 2023 telah dilaksanakan talkshow Ruang Publik KBR persembahan NLR Indonesia dengan topik pembahasan “Peran Media dalam Menyuarakan Isu Kusta” untuk dapat menyebarkan informasi yang benar dan komprehensif tentang kusta kepada masyarakat.

Ajiwan Arief Hendradi, S.S sebagai Redaktur Solidernews.com menyampaikan bahwa media dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu kusta.

“Peran media cukup efektif untuk menyuarakan isu kusta. Karena media bisa dinilai sebagai poros atau panutan bagi masyarakat. Melalui promosi, advokasi, edukasi, sosialisasi terkait kusta melalui media sangat efektif.” ujarnya.

Salah satu contoh dari peran media seperti, orang yang masih berada di pelosok negeri ini dan belum mengetahui tentang kusta, mereka akan menjadi teredukasi, lebih perhatian, dan ter-literasi terkait kusta dengan adanya informasi ini.

Ajiwan juga menyampaikan tentang media dapat membantu mengurangi diskriminasi terhadap pasien kusta dengan beberapa cara.

“Memang stigma dari OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta) ini cukup banyak. Namun, upaya dalam menyebarkan informasi, advokasi dan edukasi harus terus-menerus dilakukan. Adapun, sejumlah praktik baik seperti dukungan keluarga dan masyarakat sangat penting.” ujarnya.

“Ada OYPMK yang sekarang ini sudah bergaya di masyarakat seperti menjadi aktor di daerah masing-masing untuk menyuarakan isu kusta bahkan mempunyai program untuk mengatasi stigma kusta di Indonesia” tambahnya.

Selain itu, Ajiwan juga menyampaikan tentang tantangan utama yang dihadapi media dalam menjalankan peran mereka dalam menyuarakan isu kusta.

Ajiwan juga menyampaikan semangat kepada kawan-kawan yang mengalami kusta atau OYPMK.

“Kalian tetap bisa berdaya. Bisa dilakukan dengan cara penyembuhan secara teratur, menerima diri, meminimalisir stigma kusta dengan cara mencari dukungan dengan keluarga, masyarakat sekitar, ataupun berjejaring dengan lembaga spesifik tentang kusta.” ujarnya.

Anda juga bisa menyimak talkshow secara lengkap edisi “Peran Media dalam Menyuarakan Isu Kusta” di Youtube Berita KBR atau dapat mengklik link berikut. Berita lainnya terkait aktivitas NLR Indonesia bisa anda baca juga di website kbr.id.

NLR Indonesia merupakan organisasi nirlaba yang mengupayakan Indonesia bebas kusta dan inklusi bagi orang dengan disabilitas termasuk akibat kusta melalui strategi 3 zero (nihil), yaitu nihil penularan, nihil disabilitas dan nihil eksklusi. NLR Indonesia juga membantu anak-anak yang pernah mengalami kusta dan anak dengan disabilitas agar tumbuh dan berkembang secara optimal. www.nlrindonesia.or.id.