RAGAM

Ayo Cegah Penyakit Tidak Menular (PTM)

Faktor lain yang mempengaruhi penyakit tidak menular sehingga meningkat adalah adanya konsumsi gula, garam dan lemak yang berlebih.

DIPERSEMBAHKAN OLEH Kementerian Kesehatan RI / Paul M Nuh

Ayo Cegah Penyakit Tidak Menular (PTM)
Waktu Indonesia Sehat Season 2: Ayo Cegah Penyakit Tidak Menular (PTM).

KBR, Jakarta - Hingga saat ini Penyakit Tidak Menular (PTM) masih menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya. PTM khususnya hipertensi dan diabetes mellitus seringkali berujung pada komplikasi antara lain penyakit jantung, gagal ginjal dan menjadi penyumbang yang signifikan beban pembiayaan kesehatan di Indonesia.

Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya konkret untuk mengendalikan faktor-faktor risiko yang memicu terjangkitnya PTM. Meningkatkan pengetahuan akan faktor risiko penyebab timbulnya PTM, mendorong kesadaran untuk melakukan upaya-upaya pencegahan PTM serta rutin memeriksakan kesehatan secara berkala adalah hal yang penting dalam keberhasilan mengendalikan PTM.

Lalu, mengapa PTM disebut menjadi penyumbang yang signifikan beban pembiayaan kesehatan di Indonesia? Bagaimana masyarakat dapat berkontribusi dalam upaya pencegahan PTM?

Host KBR Rizal Wijaya berbincang-bincang dengan dr. Eva Susanti S. Kp. M. Kes, Direktur Penyakit Tidak Menular (PTM), Kementerian Kesehatan RI terkait hal ini.

Menurut dr. Eva, penyakit menular adalah penyakit yang tidak ditularkan oleh orang lain. Walau begitu, kita perlu tahu bagaimana mengendalikan risiko yang ditimbulkan penyakit tersebut. Penyumbang kematian terbanyak, 19,4% penyakit stroke, 14,4% penyakit cardio vascular, 13,5% kanker, 6,2% diabetes melitus dan komplikasinya. 3 besar penyakit penyumbang kematian di Indonesia disumbang oleh penyakit yang tidak menular, yaitu penyakit stroke, jantung iskemik dan diabetes, yang tiap tahun angkanya terus meningkat.

Selain itu, penyakit-penyakit tidak menular ini juga pembiayaannya cukup besar. Penyakit cardio vascular menghabiskan Rp8,6 triliun, kanker menghabiskan Rp3,5 triliun, stroke menghabiskan sekitar Rp2,1 triliun, dan gagal ginjal menghabiskan sekitar Rp1,7 triliun.

Penyakit ini juga kasusnya beberapa terjadi pada anak-anak, misalnya diabetes tipe 1. Hal ini terjadi lebih ke permasalahan genetik. dr. Penyakit tidak menular ini menurut dr. Eva lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan genetik. Faktor lingkungan sendiri sebetulnya bisa diubah dengan perubahan perilaku. Trend yang terjadi di masyarakat terkait faktor lingkungan adalah perubahan perilaku yang menyebabkan risiko PTM ini meningkat.

Contoh perilaku lingkungan yang menjadi faktor peningkatan penyakit tidak menular misalnya merokok, kurangnya aktivitas gerak tubuh atau olah raga, kurang makan buah dan sayur. Riskesdas 2018 tercatat 95,5% masyarakat Indonesia kurang makan buah dan sayur, 33,5% kurang aktivitas fisik, 29,3% kebiasaan merokok.

Faktor lain yang mempengaruhi penyakit tidak menular sehingga meningkat adalah adanya konsumsi gula, garam dan lemak yang berlebih.

Selengkapnya perbincangan Rizal Wijaya dengan dr. Eva bisa anda saksikan di Youtube KBR dan disimak di podcast KBR Prime.

Baca juga: Teknologi Dorong Percepatan Digital di Sektor Kesehatan - kbr.id

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!