RAGAM

ADV

Aceh Singkil dan Pemangku Kepentingan Sepakati Visi Lanskap Tata Kelola Kelapa Sawit Berkelanjutan

Visi lanskap Aceh Singkil menetapkan tujuan peningkatan produktivitas kelapa sawit hingga 30% melalui intensifikasi. Sementara dashboard Forum Multi-Pihak PSDA sebagai monitor pelaksanaan visi lanskap

DIPERSEMBAHKAN OLEH KBR Media / Paul M Nuh

EDITOR / Paul M Nuh

Aceh Singkil dan Pemangku Kepentingan Sepakati Visi Lanskap Tata Kelola Kelapa Sawit Berkelanjutan

KBR, Jakarta - Pemerintah Aceh Singkil bersama para pemangku kepentingan sepakati Visi Lanskap Tata Kelola Sawit Berkelanjutan (KSB) Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2024-2026 melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dan secara resmi meluncurkan Dashboard Forum Multi-Pihak Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) untuk mendukung implementasi praktik kelapa sawit berkelanjutan di Aceh Singkil.

Nota kesepahaman ini menjadi landasan dan acuan dalam mengoptimalkan peningkatan pertumbuhan daerah melalui pembangunan berkelanjutan dengan pendekatan visi lanskap. Visi ini terdiri dari 4 pilar utama, yaitu lingkungan, ekonomi, sosial, dan tata kelola berkelanjutan. Pilar lingkungan fokus pada perlindungan ekosistem hutan dan peningkatan keanekaragaman hayati. Pilar ekonomi berkomitmen pada peningkatan produktivitas lahan sawit dan kesejahteraan petani. Pilar sosial menekankan pelibatan multi-pihak secara inklusif untuk mengatasi kesenjangan sosial dan konflik. Pilar tata kelola berkelanjutan mengutamakan dukungan struktur dan administrasi terhadap rencana aksi kelapa sawit berkelanjutan.

“Penandatanganan Nota Kesepahaman dan peluncuran Dashboard Forum Multi-Pihak PSDA merupakan wujud nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil untuk menjadikan wilayah ini sebagai yurisdiksi berkelanjutan dengan produktivitas kelapa sawit yang optimal dan perlindungan maksimal atas ekosistem hutan, khususnya Suaka Margasatwa Rawa Singkil,” ujar Drs. Azmi M.A.P., Pj Bupati Aceh Singkil.

Kabupaten Aceh Singkil memiliki potensi perkebunan kelapa sawit seluas 77.512 hektar, yang dikelola oleh perusahaan dan petani swadaya, dan berkontribusi sebesar 31,8 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sub sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Wilayah ini juga menjadi bagian dari Suaka Margasatwa Rawa Singkil, yang merupakan habitat asli harimau Sumatera, gajah Sumatera, dan orangutan Sumatera.

Visi lanskap Aceh Singkil menetapkan tujuan peningkatan produktivitas kelapa sawit hingga 30% melalui intensifikasi. Sementara dashboard Forum Multi-Pihak PSDA sebagai monitor pelaksanaan visi lanskap.

Penetapan Visi Lanskap Aceh Singkil dilakukan melalui proses kolaboratif yang melibatkan komunitas lokal, otoritas provinsi dan nasional, sektor swasta, dan lembaga swadaya masyarakat. Rangkaian diskusi difasilitasi oleh Forum Pengelolaan Sumber Daya Alam (FPSDA) dan Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Singkil hingga menghasilkan indikator tata kelola kelapa sawit berkelanjutan dan Dashboard Forum Multi-Pihak PSDA.

“Visi Lanskap Aceh Singkil yang disepakati ini diharapkan menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan dalam menjalankan praktik pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan, termasuk penurunan laju deforestasi dan peningkatan produktivitas kelapa sawit,” ujar Nassat Idris, Ketua Pengurus Yayasan Inisiatif Dagang Hijau.

Baca juga: Pemerintah Tambah Dana Peremajaan Kebun Sawit hingga 60 Juta per Hektare | Berita Terkini, Independen, Terpercaya | KBR ID

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!