NASIONAL

Kendalikan Harga Beras, PKS Minta Bulog Serap Gabah di Panen Raya

""Selama pemerintah tidak menguasai stok gabah, maka selamanya pemerintah akan menjadi bulan-bulanan para pemain swasta.""

Astri Yuanasari

Kendalikan Harga Beras, PKS Minta Bulog Serap Gabah di Panen Raya
Beras Bulog di Gudang Jayapura (ANTARA/Hendrina Dian Kandipi)

KBR, Jakarta - Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Slamet, meminta pemerintah melalui Perum Bulog melakukan pembelian seluruh gabah petani di musim panen raya ini. 

Menurutnya, hal ini harus dilakukan agar pemerintah menguasai stok di pasar, sehingga diharapkan bisa mengendalikan harga.

"Selama pemerintah tidak menguasai stok gabah, maka selamanya pemerintah akan menjadi bulan-bulanan para pemain swasta. Kami dari Fraksi PKS juga bersikap menolak dengan tegas importasi beras dengan alasan pemenuhan CBP dan stabilisasi harga beras karena stok beras dalam negeri masih cukup untuk pemenuhan tersebut," kata Slamet saat menyampaikan interupsi dalam Sidang Paripurna DPR RI, Selasa (21/3/2023).

Anggota Fraksi PKS DPR RI Slamet menambahkan, langkah investigasi dan audit stok dari semua perusahaan besar nasional perlu dilakukan pemerintah untuk mengungkap dalang di balik carut-marutnya tata kelola beras nasional.

Baca juga:

Sebelumnya, Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso menilai saat ini penentu harga gabah dan beras bukan lagi Perum Bulog, melainkan perusahaan penggilingan besar. Bulog pun belakangan ini sulit menyerap beras dalam rangka Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Dikutip dari Panel Harga Badan Pangan Nasional pada Selasa (21/3/2023), harga beras premium mengalami kenaikan sebesar 0,07 persen menjadi Rp13.590 per kg dibandingkan dengan harga pekan lalu. Sementara itu, harga beras medium turun 0,08 persen menjadi Rp11.890 per kg.

Editor: Resky Novianto

  • Fraksi PKS
  • Bulog
  • Beras

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!