Article Image

ARTIKEL PODCAST

Abundance Mentality: Hidup Tenang dengan Merasa Cukup

"Abundance mentality jadi pola pikir yang perlu dibangun untuk bisa merasakan puas dan cukup"

KBR, Jakarta - Mentalitas keberlimpahan (abundance mentality) jadi topik yang banyak dibahas di media sosial. Di tengah tuntutan gaya hidup, seperti update gawai baru, liburan, dan jajan-jajan lucu, kita perlu mengadopsi mindset merasa cukup untuk menghindari rasa tidak pernah puas.

Elisabeth Suzan, founder Kamala Journey menjelaskan memang ada hubungan antara pikiran, uang, dan rasa keberlimpahan (abundance). Namun, rasa keberlimpahan tidak melulu soal uang di dompet.

“Kesehatan, karir yang bagus, peace of mind, the air that we breath, our breath, our heartbeat, our system; kayak sistem pernapasan, sistem pencernaan, reproduksi itu kan sebenarnya juga salah satu bentuk dari abundance, terang Elisabeth.

Menurut perempuan yang biasa disapa Liz ini, siapapun bisa membangun abundance mentality. Caranya dengan menyadari dulu bahwa keberlimpahan itu bentuknya imateriel. Rasa cukup juga bisa tercipta dengan pelan-pelan berdialog dengan diri sendiri. Obrolan itu akan memicu kesadaran-kesadaran baru soal penilaian diri.

“Paling penting harus tahu pola kita. Kita membuat peta cara berpikir dan ini kan sifatnya kalau thoughts itu kan ada puluhan ribu dan dengan membuat pola itu keluar dan bisa melihat dan membaca sendiri," katanya.

Baca juga: 

Tren Quiet Quitting, Ikigai Bilang Apa?

Perhatian! Burnout Bisa Ganjal Produktivitas Kerja

Elisabeth Suzan, founder Kamala Journey, menyebut abundance mentality bisa dilatih, misalnya dengan dengan meditasi dan yoga. (Foto: dok pribadi)

Menurut Liz, hal yang membuat orang modern sulit merasa puas dan cukup lantaran masih adanya keinginan untuk pembuktian diri.

“Pengin cepet-cepet berhasil dan pengin nunjukkin, jadi polanya itu yang keliatan adalah planning, and then proving, and then performing, gak ada itu yang namanya embodiment, kata Liz.

Liz bilang, abundance mentality, tidak bisa terbangun secara instan. Meski telah berlatih bertahun-tahun, evaluasi dan perbaikan diri dari dalam (inner work) harus terus dilakukan.

“Jadi miliki kesabaran yang tinggi terhadap dirimu sendiri, ketika mau memulai sesuatu itu tidak selalu harus tokcer, tidak selalu harus top level. Dan tidak ada targetnya karena manusia modern itu selalu bertarget. Sementara latihan meditasi, breath practice, and memenuhi diri dengan rasa syukur itu,” tutur Liz.

Dengarkan selengkapnya pemaparan soal abundance mentality bersama Founder Kamala Journey Elisabeth Suzan di Uang Bicara episode Abundance Mentality: Hidup Tenang dengan Merasa Cukup di KBR Prime, Spotify, Noice, dan platform mendengarkan lainnya.