indeks
Xploring Connections: Highlights dan Pembelajaran dari TEDxLSPR 2025

TEDxLSPR 2025 menghadirkan dialog lintas industri bertema “Xploring Connections” di LSPR Jakarta. Lima pembicara inspiratif, ratusan peserta, dan kolaborasi kreatif.

Penulis: Daryl Arshaq Isbani

Editor: Don Brady

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Xploring Connections: Highlights dan Pembelajaran dari TEDxLSPR 2025

KBR, Jakarta - TEDxLSPR 2025 sukses digelar di Prof. Dr. Djajusman Auditorium & Performance Hall, LSPR Jakarta pada Sabtu, 27 September 2025. Mengusung tema “Xploring Connections: The Dynamic of Interactions Across Industries”, acara tahunan ini mempertemukan 150 peserta dari berbagai latar belakang untuk berbagi ide, berdiskusi lintas sektor, dan menjalin kolaborasi yang berdampak.

Acara dibuka oleh Maria Florensia Divina, Lead Organizer dan Presiden LSPR Public Speaking Club, yang menekankan pentingnya peran generasi muda dalam membangun percakapan yang berdampak. Ia disusul oleh sambutan Dr. (H.C.) Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR, FIPR, Founder & CEO LSPR Institute, yang menegaskan komitmen LSPR terhadap pendidikan berkelanjutan dan pemberdayaan generasi muda sebagai agen perubahan global.

Lima pembicara inspiratif kemudian tampil membawa perspektif lintas bidang:

  • Revi Reviansyah, pengusaha dan alumni LSPR, berbagi tentang “Collaboration for Growth”, menyoroti kekuatan kolaborasi dalam mendorong kesuksesan berkelanjutan.
  • dr. Kevin Mak, profesional kesehatan dan kreator konten, membahas “Social Media’s Role in Modern Healthcare”, tentang pentingnya keseimbangan antara komunikasi digital dan kredibilitas medis.
  • Ryan Dwana, edukator dan strategis, mengulas “Leading in a Connected World” yang menekankan kepemimpinan inklusif dan dialog terbuka.
  • Sarra Tobing, wirausahawan kreatif, berbagi dalam “Creative Crossroads: Where Art Meets Business” mengenai keberanian berkreasi dan kolaborasi lintas bidang.
  • Bukie B. Mansyur, aktor dan performer, menutup sesi dengan “How Acting Connects Cultures and Industries Worldwide”, menggambarkan bagaimana seni peran memupuk empati dan persatuan lintas budaya.

Penampilan LSPR Vocal Group turut menambah semarak suasana, menciptakan harmoni antara intelektualitas dan kreativitas.

TEDxLSPR 2025 tidak hanya menghadirkan sesi inspiratif, tetapi juga dua sesi networking yang memungkinkan peserta berinteraksi langsung dengan pembicara. Diskusi seputar masa depan kolaborasi lintas industri, peran anak muda dalam inovasi, hingga dampak teknologi terhadap koneksi sosial menjadi highlight yang memperluas wawasan peserta.

Sebagai bentuk apresiasi, penghargaan diserahkan kepada para pembicara oleh perwakilan LSPR Institute dan LSPR Public Speaking Club. Penghormatan khusus juga diberikan kepada Dr. Prita Kemal Gani atas kepemimpinannya dalam mendorong inisiatif yang memberdayakan mahasiswa.

Menurut Maria Florensia Divina,“TEDxLSPR 2025 bukan hanya tentang mendengarkan ide, tetapi tentang menciptakan ruang di mana dialog dapat tumbuh. Kami berharap percakapan ini menginspirasi setiap peserta untuk mengaplikasikan nilai koneksi dalam kehidupan pribadi maupun profesional mereka”, ucapnya.

Sementara Sarra Tobing, salah satu pembicara, menyampaikan,“Menjadi bagian dari TEDxLSPR adalah pengalaman yang inspiratif. Saya melihat bagaimana mahasiswa dan profesional dapat saling bertukar ide yang tidak hanya menantang cara berpikir, tetapi juga mendorong tindakan nyata”, ujarnya.

Lebih dari 50 relawan dari LSPR Institute berkontribusi dalam pelaksanaan acara ini, mulai dari manajemen logistik, produksi kreatif, hingga keterlibatan peserta. Dukungan ini menjadi bukti semangat kolaborasi yang menjadi inti dari TEDxLSPR.

Baca juga: Cerdas Digital, Tangkas di Lapangan: JFA Ke-VIII Inspirasi Gerak Aktif & Pemahaman Digital Anak

#TEDxLSPR2025
#XploringConnections
#LSPRInstitute

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...