RAGAM

ADV

Ramaikan Car Free Day Serang, Dompet Dhuafa Gemakan Suara Peduli Lingkungan

Kampanye di lokasi di lokasi Car Free Day adalah sebuah upaya untuk menyampaikan pesan kepada publik bahwa Indonesia darurat bencana.

AUTHOR / Paul M Nuh

EDITOR / Paul M Nuh

Ramaikan Car Free Day Serang, Dompet Dhuafa Gemakan Suara Peduli Lingkungan
Aksi peduli lingkungan DMC Dompet Dhuafa bersama WALHI.

KBR, Banten - Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, Dhuafa Volunteer (DDV) Banten, dan Dompet Dhuafa Banten menyuarakan aksi peduli lingkungan pada momen Car Free Day di Kota Serang, Banten, Minggu (02/06/2024).

Aksi ini dilakukan dalam rangkaian Pekan Rakyat Lingkungan Hidup yang digagas WALHI dalam menyambut Hari Lingkungan Hidup pada 5 Juni. Pekan Rakyat sendiri berlangsung dari 2 hingga 5 Juni 2024.

Ahmad Baikhaki selaku Manager Kesiapsiagaan dan Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim DMC Dompet Dhuafa mengatakan, "DMC sendiri menilik betapa pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana di sekitarnya. Bahwa edukasi dan simulasi harus menyasar masyarakat, sehingga mampu menekan risiko dampak bencana di sekitarnya."

Rangkaian kegiatan Pekan Rakyat Lingkungan Hidup dimulai dengan menggelar kampanye di lokasi Car Free Day, di kota Serang.

Kampanye di lokasi di lokasi Car Free Day adalah sebuah upaya untuk menyampaikan pesan kepada publik bahwa Indonesia darurat bencana. Kampanye melibatkan Perwakilan dari WALHI, Pena Masyarakat, Dompet Dhuafa dan sejumlah komunitas.

Aksi ini juga diramaikan oleh KMPLHK RANITA UIN Jakarta, KMS 30, IPNU Kab. Serang, Mahasiswa UNTIRTA, Mahasiswa UIN Banten, Mahasiswa UPG.

Persoalan lingkungan di Banten meliputi banjir setiap musim hujan, tambang pasir laut, dan masalah sampah yang tak kunjung teratasi.

Pertumbuhan populasi dan urbanisasi meningkatkan volume sampah, sementara tempat pembuangan akhir di Banten sudah melebihi kapasitas.

Pengelolaan sampah yang buruk menyebabkan pencemaran tanah dan air serta masalah kesehatan bagi penduduk sekitar.

Sungai-sungai seperti Ciujung dan Cisadane tercemar oleh limbah industri, dan limbah beracun dari industri di Tangerang serta Cilegon mengancam sumber daya air.

Pencemaran dari limbah industri dan rumah tangga merusak kualitas air laut dan kesehatan biota laut, termasuk kerusakan terumbu karang serta ekosistem laut (Utamanya Kerusakan Mangrove).

Aktivitas pertambangan pasir di Serang dan Lebak menyebabkan erosi, sedimentasi, dan hilangnya habitat.

Pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan perumahan sering mengabaikan aspek lingkungan, menyebabkan perubahan tata guna lahan dan kerusakan ekosistem alami.

Baca juga: DMC Dompet Dhuafa Gencarkan Edukasi Siaga Bencana Gempa dan Tsunami di Malingping, Lebak, Banten

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!