NASIONAL

Khawatir Sebabkan Trauma, Wapres Larang Anak Ikut Kampanye Politik

"Nanti bisa bikin trauma anak-anak. Sebaiknya jangan diajak di kegiatan-kegiatan politik, kampanye,"

AUTHOR / Heru Haetami

anak
Ilustrasi anak mengenakan masker akibat kabut asap (FOTO: Humas Bengkalis)

KBR, Jakarta- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyerukan semua pihak tidak melibatkan anak-anak di kontestasi Pemilu 2024. Kata dia, kampanye bukanlah suasana yang tepat untuk dihadiri oleh anak-anak. Itu disampaikan Maruf merespons banyaknya masyarakat yang membawa anak-anak saat kampanye.

“Yang anak-anak saya kira sudah ada aturannya, sebaiknya semua menyadari. Dan memang bahaya kalau anak-anak dibawa untuk ikut. Kalau terjadi apa-apa itu kan berbahaya. Dan mereka nanti tidak mengerti apa-apa, nanti bisa bikin trauma anak-anak. Sebaiknya jangan diajak di kegiatan-kegiatan politik, kampanye,” imbau Wapres di Istana Wapres Jakarta, Kamis (25/01/2024).

Sebelumnya, Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sylvana Maria menemukan 15 bentuk eksploitasi terhadap anak di bawah umur pada masa kampanye Pemilu 2024.

Baca juga:

Kata dia, anak-anak kerap dijadikan target kampanye agar peserta pemilu bisa menarik suara orang tuanya. Salah satu tindakan yang paling fatal adalah adanya anak yang dibayar untuk menjadi juru kampanye pasangan calon tertentu.

"Yang kedua juga yang banyak dilaporkan pada masa kampanye Pemilu 2024 ini adalah anak-anak dipergunakan untuk menjadi juru kampanye atau ke Jurkam dari calon-calon tertentu, itu pengaduannya ada hampir 10, dan ini dilakukan oleh calon legislatif, maupun oleh kelompok tim capres-cawapres," kata Sylvana, di Kantor KPAI, Jakarta, Senin (22/1/2024).

Sylvana mengatakan saat ini KPAI tengah mendalami tiga kasus dugaan pelibatan anak-anak untuk mengampanyekan paslon dengan kombinasi eksploitasi yang berbeda-beda. Diantaranya anak diajak memilih pasangan capres-cawapres tertentu; pelibatan anak secara paksa memasang atribut partai, hingga pelibatan anak sebagai pengisi acara di kegiatan partai politik.

Editor: Muthia Kusuma

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!