NASIONAL

Tren Perikanan Budidaya Meningkat, RI Produsen Nomor 2 Dunia

Pada 2020, menurut data FAO produksi perikanan budidaya secara global mencapai 87.5 metrik ton. Sedangkan produksi perikanan tangkap pada 2020 sebanyak 90,3 metrik ton.

AUTHOR / Angela Ranitta

perikanan budidaya
Warga membeli benih ikan nila di UPT Balai Perbenihan Perikanan, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (9/6/2022). (Foto: ANTARA/Mohamad Hamzah)

KBR, Semarang - Indonesia termasuk salah satu negara yang memimpin produksi budidaya perikanan global.

Berdasarkan data dari Organisasi Pangan dan Agrikultur Dunia (FAO), Indonesia menempati peringkat kedua produsen hasil perikanan budidaya terbanyak setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dengan total produksi sebanyak 14,8 juta ton ikan dan rumput laut.

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap di Kementerian Kelautan dan Perikanan Haeru Rahayu mengatakan saat ini secara global tren perikanan budidaya meningkat, hampir menyamai produksi perikanan tangkap.

Pada 2020, produksi perikanan budidaya Indonesia sebesar 5,2 juta ton ikan dan 9,6 juta ton rumput laut. Total produksi perikanan budidaya Indonesia pada 2020 sebesar 14,8 juta ton.

Angka ini masih jauh di bawah Tiongkok, dimana produksi perikanan budidaya tangkap sebesar 49,6 juta ton ikan dan 20,8 juta ton rumput laut. Total produksi perikanan budidaya Tiongkok pada 2020 sebesar 70,4 juta ton.

Peringkat ketiga dunia ditempati India, disusul Vietnam, Bangladesh, Mesir, Chile, Norwegia, Uni Eropa dan Amerika Utara.

Haeru mengatakan ada tiga program terobosan baru yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya Indonesia di masa yang akan datang.

"Program terobosan yang pertama adalah penangkapan ikan terukur. Kemudian yang kedua terkait dengan budidaya; kita mencoba mengembangkan komunitas berbasis ekspor ada 4: udang, lobster, kepiting, dan rumput laut. Kemudian program terobosan yang ketiga adalah pembangunan kampung-kampung budidaya perikanan," papar Haeru dalam pertemuan dengan Kedubes Libya untuk membahas kerja sama dalam bidang perikanan, Senin (18/7/2022).

Baca juga:

Haeru Rahayu mengatakan program tersebut telah berlangsung sejak tahun 2021 dan akan dilakukan hingga tahun 2024 mendatang.

Ia memprediksikan tren perikanan budidaya akan terus meningkat dan memiliki prospek yang menjanjikan di tahun 2030 mendatang.

Ia pun berharap perikanan budidaya nantinya dapat menggantikan perikanan tangkap karena dinilai lebih ramah lingkungan serta berorientasi pada ekonomi biru yang sifatnya berkelanjutan.

Pada 2020, menurut data FAO produksi perikanan budidaya secara global mencapai 87.5 metrik ton. Sedangkan produksi perikanan tangkap pada 2020 sebanyak 90,3 metrik ton.

Dari 87,5 metrik ton produksi perikanan tangkap dunia, mayoritas disumbang dari kawasan Asia sebanyak 84 persen. Sedangkan sisanya dari kawasan Eropa, Afrika, Oseania dan Amerika.

Peruntukan ikan yang dikonsumsi manusia (fish for human consumtion) pada 2020, sebanyak 54 persen berasal dari perikanan budidaya. Sedangkan 44 persen berasal dari perikanan tangkap.

Editor: Agus Luqman


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!