RAGAM
TB ARMY: Program Pelacakan Pasien Terdiagnosis TBC RO yang Belum Memulai Pengobatan
TB Army merupkan Sebuah gerakan dari komunitas penyintas TBC RO untuk menelusuri pasien-pasien TBC RO yang belum memulai pengobatan setelah diagnosis.
AUTHOR / Daryl Arshaq Isbani
KBR, Jakarta – Tuberkulosis (TBC) masih menjadi permasalahan besar di Indonesia, penyakit menular ini semakin mengancam kesehatan masyarakat dengan adanya jenis bakteri TBC yang resisten obat (RO) yang kebal terhadap antibiotik lini pertama.
Berdasarkan Global TB Report tahun 2022, diestimasikan insidensi Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO/TBC RR/MDR) sebanyak 28.000 kasus pada tahun 2021. Pada tahun yang sama, jumlah kasus terdiagnosis TB RR/MDR yang tercatat dan memulai pengobatan baru sebanyak 4.817 kasus.
Menyadari permasalahan ini, Perhimpunan Organisasi Pasien Tuberkulosis (POP TB) Indonesia dan Principal Recipient (PR) Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI didukung oleh Global Fund mengembangkan pendekatan baru untuk mendukung Program TBC Nasional yang diselenggarakan Kemenkes degan membentuk TB Army.
TB Army merupakan Sebuah gerakan dari komunitas penyintas TBC RO untuk menelusuri pasien-pasien TBC RO yang belum memulai pengobatan setelah diagnosis yang biasa disebut dengan iLtFU (initial Lost to Follow-Up) agar mengakses perawatan TBC yang berkualitas.
Dalam kegiatan Pelatihan dan Peluncuran Program TB Army yang dilaksanakan pada Selasa, 29 Agustus 2023. Budi Hermawan selaku Ketua POP TB Indonesia dan juga penyintas TBC RO, menjelaskan bahwa pelatihan TB Army sudah dilakukan di Kota Surabaya, Medan, dan Jakarta.
“Dalam rangka mendukung peningkatan peran tim komunitas dalam memberikan dukungan untuk pasien TBC RO, khususnya melalui penelusuran pasien yang iLtFU, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI berkolaborasi dengan POP TB Indonesia menyelenggarakan pelatihan TB Army Komunitas TBC RO untuk 47 Kabupaten/Kota di 13 Provinsi. Dilakukan dalam 3 angkatan, yang pertama di Surabaya (15-17 Agustus 2023), kedua di Medan (22-24 Agustus), dan terakhir hari ini di Jakarta (28-30 Agustus)”.
Menteri Kesehatan, Budi G. Sadikin juga berpesan dam memberikan semangat kepada TB Army dalam usaha mengeliminasi TBC di Indonesia, “penyintas TBC merupakan aspek yang sangat penting dalam eliminasi TBC. Mereka dapat berperan sebagai role model bagi pasien TBC RO lainnya dengan menumbuhkan optimisme dan semangat untuk memulai dan menjalani pengobatan".
Budi berharap TB Army dapat berkontribusi maksimal dalam penelusuran iLTFU, menyasar ke seluruh pasien terdiagnosis sehingga mendukung pasien untuk sembuh. TB Army juga menjadi momentum yang baik untuk membuktikan bahwa Indonesia mempunyai usaha-usaha yang kuat dalam eliminasi TBC.
Nurul Luntungan, selaku Authorized Signatory dari PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI yang hadir dalam kegiatan tersebut juga menyampaikan harapannya dalam pembentukan TB Army. “tingginya angka LTFU membuat Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI merancang strategi dengan membentuk TB Army dengan mengajak relawan-relawan Organisasi Pentintas TBC (OPT) untuk berperan langsung di lapangan. Dengan pengalaman yang sama, harapannya TB Army dapat menginspriasi hal-hal yang dialami oleh penyintas kepada pasien TBC RO. Selain itu, adanya dukungan multisektor juga sangat penting terutama bagi media untuk membantu dalam penyebaran informasi terkait TB Army,” jelasnya.
Heny Akhmad, selaku National Program Director PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI menambahkan, “TB Army melakukan kegiatan pelacakan pasien iLTFU TBC RO dengan mengoptimalkan peran penyintas TBC dan Organisasi Penyintas TBC. Proses implementasinya diawali dengan tahap piloting di 5 kabupaten/kota selama bulan Juni-Juli 2023 untuk pasien iLTFU TBC RO yang terdiagnosis pada tahun 2022".
Selama masa piloting, sebanyak 12 orang penyintas TBC RO yang bergabung dalam Tim TB Army telah melakukan pelacakan pasien iLTFU sejumlah 98 orang di wilayah Jakarta Timur, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Makassar.
TB Army akan memulai aksinya pada bulan September sampai Desember 2023, diharapkan 79 TB Army pada 47 Kabupaten/Kota di wilayah perluasan akan membantu 552 pasien TBC RO yang sudah terdiagnosa tapi belum memulai pengobatan untuk memulai perawatan mereka di fasilitas kesehatan di 13 provinsi.
Baca juga: Peluncuran Hotline Kesehatan Mental dan Website Umpan Balik untuk Membantu Pasien TBC - kbr.id
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!