RAGAM
Tantangan Penanggulangan Kusta di tengah Pandemi Covid-19
Eliminasi kusta hanya akan tercapai bila tersedia sebuah kondisi yang inklusif di masyarakat, di mana penderita kusta dan OYPMK hidup tanpa diskriminasi dan stigma
AUTHOR / Paul M Nuh
Hari Kusta Sedunia (World Leprosy Day), yang diperingati 31 Januari 2021 lalu, selain dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman publik tentang kusta, oleh pemangku kepentingan digunakan juga sebagai evaluasi program serta menggalang komitmen dan kolaborasi para pemangku kepentingan dalam program pemberantasan kusta tahun-tahun berikutnya.
Indonesia di tahun 2021 ini memperingatinya dengan tema: Temukan kasusnya, periksa kontaknya dan obati sampai tuntas untuk mencapai eliminasi kusta tahun 2024.
NRL Indonesia, sebagai organisasi yang fokus terhadap pemberantasan kusta sejak 1975 dengan pendekatan 3 zero (zero transmission, zero disability dan zero exclusion), ambil bagian dalam peringatan ini, di tengan-tengah Pandemi Covid-19 dengan mengajak dan mendorong para pemangku kepentingan untuk secara khusus melihat bahwa, ada salah satu kelompok yang juga terdampak berat Pandemi Covid-19 ini, yaitu penderita kusta, orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) dan keluarganya. Dampak yang mereka hadapi sangat majemuk, meliputi kesehatan, ekonomi, psikologi, dan sosial.
Menurut catatan WHO, kusta sejak lama masuk dalam kategori penyakit Tropis Terabaikan. Jadi dapat dibayangkan, di masa pandemi ini mereka semakin terabaikan dan jauh dari perhatian publik karena fokus dan program pemerintah semua dialihkan kepada program dan upaya pencegahan dan pengendalian pandemi.
Berkaca pada tema peringatan Hari Kusta tahun ini, NRL Indonesia memandang bahwa kata kunci pertama dalam upaya penanggulangan kusta adalah menemukan kasus kusta dan mengobatinya untuk menyembuhkan dan mencegah deformitas organ tubuh (disabilitas). Kedua adalah memeriksa kontak penderita kusta untuk menemukan apakah ada kasus baru antara mereka dan mencegah penularan kepada orang lain. Ketiga adalah memastikan bahwa penderita kusta melakukan pengobatan dengan tuntas, hingga penularan kusta dapat diputus.
Satu komponen penting yang perlu diingat, bahwa eliminasi kusta hanya akan tercapai bila tersedia sebuah kondisi yang inklusif di masyarakat, di mana penderita kusta dan OYPMK hidup tanpa diskriminasi dan stigma dan dapat menikmati dan menjalani kehidupannya secara bermartabat.
Pada kesempatan peringatan hari kusta sedunia tahun ini, NRL Indonesia mengajak semua pemangku kepentingan untuk memulai cara-cara yang baru dalam pelaksanaan kegiatannya.
- Memusatkan perhatian pada upaya peningkatan pemahaman publik tentang kusta secara komprehensif (aspek kesehatan, sosial, ekonomi, psikologi), yang meliputi frekuensi, materi edukasi dan cakupan wilayah pemberian edukasi.
- Memastikan bahwa peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan tentang pemberian layanan kesehatan untuk pasien kusta dilaksanan oleh petugas kesehatan di daerah.
- Melakukan inovasi agar penemuan kasus berjalan dengan aman. Tingkatkan partisipasi masyarakat dengan inovasi yang sesuai dengan situasi setempat.
Dengan bekerja keras dan berinovasi kita semua berharap Indonesia bisa bebas dari kusta dan konsekuensinya.
Disadur dari tulisan dengan judul Penanggulangan Kusta di Tengah Tantangan Pandemi Covid-19 oleh Asken Sinaga, Direktur Eksekutif NRL Indonesia.
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!