NASIONAL
Stok Bahan Pokok Jelang Lebaran Terus Dipantau Ditengah Ancaman Puso
"Kita terus akan mempersiapkan, karenakan lebaran sebentar lagi. Kita akan mempersiapkan, tetap terus monitor dan koordinasi dengan para produsen, para distributor, "

KBR, Jakarta- Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan ketersediaan pasokan bahan pokok menjelang Lebaran dalam kondisi aman. Menurut Budi, pemerintah terus memantau pergerakan harga di pasaran untuk menjaga stabilitas dan memastikan kebutuhan pokok tetap terjangkau. Selain itu, dia menegaskan akan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku usaha yang berusaha memainkan harga.
"Kita terus akan mempersiapkan, karenakan lebaran sebentar lagi. Kita akan mempersiapkan, tetap terus monitor dan koordinasi dengan para produsen, para distributor, agar harga-harga terkendali," ujar Budi dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu, (22/1/2025).
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menambahkan, beberapa komoditas yang menjadi fokus pengawasan pemerintah mencakup daging sapi, ayam, telur, beras, gula pasir, bawang merah dan bawang putih, serta cabai merah keriting dan cabai merah rawit.
Ancaman Puso
Sementara itu, di sektor pertanian, ribuan hektare lahan padi di berbagai daerah terancam puso akibat terendam banjir. Anggota Komisi IV bidang Pertanian di DPR RI dari Fraksi PKB, Hindun Anisah, mendesak Kementerian Pertanian (Kementan) untuk bergerak cepat dalam menghadapi ancaman tersebut guna meminimalisasi potensi kerugian bagi petani. Selain itu mitigasi tersebut juga diharapkan dapat mencegah merosotnya pasokan beras nasional.
“Kami berharap pemerintah melakukan antisipasi agar para petani tidak merugi karena lahan pertanian tergenang banjir. Kementerian Pertanian harus segera melakukan langkah-langkah antisipasi sehingga petani tidak merugi,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (22/1/2025).
Baca juga:
- Irigasi Rusak, Puluhan Hektare Sawah di Banyumas Gagal Panen
- Tahun 2025, Pemprov Jateng Target Panen Padi 11 Juta Ton
Hindun menyebut saat ini ratusan hektare lahan pertanian di beberapa daerah, termasuk Ngawi, Kudus, Brebes, Sumenep, dan Jambon, sudah terendam banjir. Dengan curah hujan yang masih cukup tinggi, jika tidak ada langkah mitigasi yang cepat, potensi kerugian bagi petani akan semakin besar.
"Curah hujan masih cukup tinggi, jika tidak ada langkah-langkah mitigasi dari Kementan maka petani bisa mengalami merugi,” katanya.
Dia menekankan pentingnya langkah mitigasi yang segera dilakukan oleh Kementan, seperti penyiapan pompa air oleh pemerintah kabupaten untuk menyedot air yang tergenang di sawah dan mengalirkannya ke sungai.
Selain itu, Hindun juga menyoroti pentingnya sosialisasi masif terkait asuransi pertanian bagi petani, terutama di wilayah yang berisiko tinggi terhadap banjir. Program bantuan untuk lahan pertanian yang terendam banjir juga perlu ditingkatkan.
“Kami juga perlu menyerap aspirasi dari masyarakat terutama petani terkait apa yang menjadi keinginan mereka dalam upaya mitigasi banjir di lahan pertanian,” katanya.
Hindun mengingatkan, sektor pertanian merupakan pilar utama dalam mencapai swasembada pangan, yang menjadi program prioritas Presiden Prabowo. Menurutnya, Kementan harus memiliki langkah mitigasi yang efektif terhadap ancaman yang dihadapi pertanian, termasuk menangani kerusakan lahan pertanian yang disebabkan banjir.
“Jika upaya perbaikan saluran irigasi pertanian ini tidak segera dilakukan akan berdampak pada menurunnya produksi beras dan target swasembadan pangan menjadi program pemerintahan Presiden Prabowo, tidak akan tercapai,” pungkasnya.
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!