indeks
SBY, Rokok, Kelinci dan Lagu

KBR68H, Jakarta

Penulis: Doddy Rosadi

Editor:

Google News
SBY, Rokok, Kelinci dan Lagu
SBY, tanam pohon, sarongge

KBR68H, Jakarta – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak bisa menahan tawanya ketika mendengar pernyataan Dudu Duroni, Ketua Kelompok Tani Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Ketika itu, Dudu Duroni mengaku pernah khilaf karena menebang pohon yang ada di area Taman Nasional tersebut.

“Dulu saya disini sebagai perambah hutan dari mulai penebangan hingga pencurian sebelum saya menyadari manfaat hutan. Saya sekarang sudah menyadari hutan sangat banyak manfaat bagi orang banyak. Kini saya sudah menjadi mitra dari Taman Nasional dan juga Green Radio dalam menjaga hutan,”kata Dudu Duroni.

Presiden yang didampingi Ibu Negara langsung menjawab pernyataan Dudu Duroni itu sembari bercerita tentang masa lalunya ketika masih menjadi prajurit TNI.

“Saya bersyukur beliau dulu khilaf karena menebang pohon dan sekarang sudah menjadi pemimpin untuk mencari mata pencaharian yang baru. Saya dulu kan tentara, 30 tahun bertugas di sejumlah daerah, sekali-kali saya merokok. Tapi saya bukan perokok berat, satu bungkus itu bisa seminggu. Tapi kan tetap merokok itu bukan hal yang bagus. Akhirnya saya mencari waktu yang tepat kapan berhenti untuk merokok. Pada tahun 1998, saya berpangkat Mayor dan tinggal di Bandung, saya niat untuk berhenti merokok, tentunya dengan dukungan istri. Akhirnya, pada hari pertama bulan Ramadhan, saya berhenti merokok. Alhamdulillah, sampai sekarang saya tidak merokok lagi,”ujar SBY.

Pernyataan SBY itu langsung disambuk dengan tepuk tangan oleh para petani Sarongge serta warga desa Ciputri dan juga sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II yang ikut mendampingi Presiden dan ibu Negara menanam pohon di hutan Sarongge, Selasa (8/1).

SBY kemudian melanjutkan,”Jadi bagi saudara-saudara yang masih punya kebahagian merokok, kalau bisa berhentilah. Kalau sudah, maka ajaklah yang lain, bukan untuk mengajak yang lain merokok,”kata SBY yang disambut gelak tawa oleh seluruh perserta yang hadir dalam acara silaturahmi antara Presiden dengan petani dan warga yang tinggal di sekitar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango itu.

Ibu Ani Yudhoyono juga tidak bisa menyembunyikan kekagumannya ketika mendengar cerita Mamat, peternak kelinci yang menerima bantuan dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Green Radio.

“Saya dikasih 9 ekor kelinci oleh TNGGP dan Green Radio pada 2009, sekarang jumlahnya sudah 120 ekor dan penghasilan saya sudah Rp 1,2 juta per bulan. Di bawah saya ada 24 peternak dengan jumlah hewan ternak lebih dari 500 ekor. Kini saya tidak bertani lagi dan hanya mengurus kelinci,”ujar Mamat.
Ibu Ani Yudhoyono mengambil micropohone dari tangan suaminya dan bertanya langsung kepada Mamat tentang ternak kelinci yang dijalaninya itu.

“Bapak Mamat, tadi bapak bilang bahwa awalnya hanya 9 kelinci dan sekarang jumlahnya sudah 120 ekor, kalau saya boleh tahu, kemana bapak menjual kelinci itu dan untuk apa,”tanya Ani Yudhoyono.

Mamat dengan sigap menjawab pertanyaan ibu Negara tersebut,” Alhamdulillah, kami bersama teman-teman sudah mendirikan koperasi Sudi Makmur. Kelinci itu dikumpul di koperasi kemudian dijual ke sejumlah daerah seperti ke Puncak, Bogor dan Jakarta,”katanya.

Mendengar jawaban Mamat tersebut, SBY langsung menginstruksikan Menteri Negara Koperasi dan UKM Syarif Hassan untuk membantu koperasi warga yang ada di sekitar area Taman Nasional Gunung Gede Pangrango agar bisa lebih berkembang.

Para petani, peternak dan juga warga desa Ciputri dan sekitarnya langsung menyambut pernyataan Presiden tersebut dengan tepuk tangan. Warga memang layak sumringah, bukan saja karena bisa melihat langsung dari dekat Presiden SBY beserta istri dan juga sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Mereka juga menerima bantuan uang dari Presiden, antara lain untuk pengembangan usaha ternak domba dan kambing, untuk TK dan Posyandu yang ada di daerah itu serta untuk Masjid.

Pada acara tersebut, SBY juga menamam pohon jenis Rasamala sedangkan Ibu Ani Yudhoyono menamam pohon jenis Ki Hujan. Acara ini merupakan bagian dari Gerakan Penanamam 1 Miliar Pohon yang dicanangkan pemerintah sejak 2009.

“Kita semua tahu, hutan harus dilestarikan dan apabila pohon-pohonnya dijaga maka semuanya akan baik-baik saja. Tidak akan ada lagi banjir, tanah longsor dan tidak akan kekurangan air. Yang penting jangan hanya bicara, don’t talk only but please take action,”kata SBY.

Tidak lupa, SBY juga menceritakan tentang dua lagu dengan tema lingkungan hidup yang diciptakannya beberapa tahun yang lalu.

“Saya menciptakan dua lagu, satu judulnya Untuk Bumi Kita, itu saya ciptakan di Oslo, Norwegia ketika saya tengah menghadiri konferensi internasional disana. Lagunya cantik, tetapi sayang tidak saya bawa. Satu lagu lagi yang saya ciptakan yaitu Save Our Planet. Lagu itu saya ciptakan ketika ada Konferensi PBB di Denpasar, Bali. Untuk Bumi Kita sudah dibawakan dalam versi bahasa Inggris yang diberi judul Save Our World dan dibawakan oleh penyanyi dari California. Ini adalah cara saya untuk menggalakkan masyarakat Indonesia dan juga dunia untuk menyelamatkan bumi kita,”pungkas SBY.
 

SBY
tanam pohon
sarongge

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...