indeks
Ritual Kedewasaan Laki-laki Suku Sambia: Minum Air Mani Pria Lain

Sebagai laki-laki yang tumbuh dewasa dari Suku Sambia di Papua Nugini, maka minum air mani laki-laki lain adalah sebuah ritual wajib. Ritual ini dimulai ketika mereka berusia 6-7 tahun, dan ini akan berlangsung sampai mereka punya anak.

Penulis: Vitri Angreni

Editor:

Google News
Ritual Kedewasaan Laki-laki Suku Sambia: Minum Air Mani Pria Lain
Papua Nugini, Ritual Kedewasaan, Suku Sambia

Sebagai laki-laki yang tumbuh dewasa dari Suku Sambia di Papua Nugini, maka minum air mani laki-laki lain adalah sebuah ritual wajib. Ritual ini dimulai ketika mereka berusia 6-7 tahun, dan ini akan berlangsung sampai mereka punya anak.

Ketika waktu ritual tiba, maka para anak laki-laki ini akan mulai hidup terpisah dari ibunya dan tinggal di sebuah gubuk yang semua penghuninya adalah laki-laki.

Ritual dimulai dengan mengeluarkan darah dari hidung. Caranya dengan menusukkan kayu atau rumput yang runcing ke hidung sampai darah mengalir. Begitu para tetua melihat darah keluar, para lelaki dewasa yang ada dalam gubuk akan menangis bersama-sama. Setelah itu, anak-anak yang menjalani ritual bakal dicambuk atau dipukuli. Tujuannya untuk menguatkan dan mempersiapkan mereka menjadi prajurit.

Ritual berikutnya adalah meminum air mani pria dewasa. Suku Sambia yakin laki-laki dan perempuan dilahirkan dengan tingu, bagian tubuh yang berfungsi sebagai prokreasi. Saat lahir, tingu anak laki-laki dipercaya layu dan kering. Dan satu-satunya cara untuk mengisinya kembali adalah dengan meminum air mani orang lain.

‘Sumber’ air mani ini adalah laki-laki lain berusia 13-21 tahun dan belum menikah. Anak yang sedang menjalani ritual didorong untuk meminum sebanyak mungkin air mani sehingga tubuh jadi kuat.
Pada usia 13 tahun, saat memasuki masa pubertas, ritual tadi kembali dilakukan. Kali ini, merekalah yang jadi ‘sumber’ air mani bagi laki-laki yang lebih kecil.

Di usia 20 tahun, para laki-laki suku Sambia akan menikah. Sebelumnya, para tetua suku akan mengajarkan para lelaki muda ini cara melindungi diri dari ketidakmurnian perempuan. Salah satu caranya adalah mandi lumpur setelah berhubungan intim untuk membersihkan kotoran yang ditularkan istrinya.

Ritual inisasi kedewasaan ini baru akan berakhir ketika seorang laki-laki menjadi ayah. Setelah sang istri melahirkan, mereka dianggap memiliki hak penuh atas maskulinitas.

Asal tahu saja, para laki-laki Sambia tidak banyak menghabiskan waktu bersama istri mereka, tapi lebih banyak dengan laki-laki lain dari suku tersebut.



Papua Nugini
Ritual Kedewasaan
Suku Sambia

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...