Jadi pada banyaknya korban karena mereka berada di sekitar kawah dalam jarak kurang dari sekitar 1 km ya," ucap Ahmad kepada KBR, Selasa (5/12/2023).
Penulis: Muthia Kusuma
Editor:

KBR, Jakarta- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkap penyebab belasan pendaki menjadi korban jiwa erupsi Gunung Marapi di Sumatra Barat, Minggu, akhir pekan lalu.
Ketua Tim Kerja Gunung Api PVMBG, Ahmad Basuki mengatakan, letusan sulit dideteksi lantaran karakteristik letusan freatik yang bersifat tiba-tiba tanpa ada gejala peningkatan kegempaan yang jelas.
Selain itu, ada pengabaian rekomendasi PVMBG sejak 2011 untuk menjauhi puncak gunung dalam radius tiga kilometer dengan status waspada level dua.
"Ya sebenarnya kalau pendakian itu bisa saja dilakukan asal mematuhi rekomendasinya tidak mendekati kawah dalam jarak 3 km tersebut. Jadi memang rekomendasi tersebut sudah kita perhitungkan jika terjadi erupsi, maka lontaranya dapat maksimal bisa mencapai 3 kilometer dan jadi pada banyaknya korban karena mereka berada di sekitar kawah dalam jarak kurang dari sekitar 1 km ya," ucap Ahmad kepada KBR, Selasa (5/12/2023).
Ahmad Basuki mengingatkan, letusan freatik yang sulit dideteksi ini juga bisa terjadi di gunung berapi lainnya. Karena itu, dia meminta pemerintah daerah meningkatkan sosialisasi informasi dari pusat vulkanologi kepada masyarakat untuk menghindari korban jiwa.
Baca juga:
- Erupsi Gunung Marapi Tewaskan 11 Pendaki, 12 Masih Dicari
- PVMBG Sudah Mengeluarkan Larangan Pendakian Puncak Gunung Marapi Sejak 2011
Sebelumnya, Gunung Marapi di Sumbar meletus pada Minggu (3/12/2023) sore. Saat itu, jumlah pendaki di Gunung Marapi mencapai 75 orang.
Dikutip dari Antara, Kepala SAR Kota Padang Abdul Malik mengatakan, hingga Selasa siang, korban jiwa bertambah menjadi 13 orang. Lima korban jiwa sudah dievakuasi pada Senin. Delapan diantaranya sudah ditemukan di puncak, namun belum teridentifikasi.
Tim SAR gabungan kesulitan mengevakuasi korban karena masih terjadi letusan sehingga mengurangi jarak pandang.
Editor: Resky Novianto