NASIONAL

Publik Masih Curiga Pembangkangan DPR-Pemerintah Berlanjut

pembahasan terkait putusan MK juga menyedot perhatian media asing.

AUTHOR / Hoirunnisa

EDITOR / Muthia Kusuma

Aparat
Ilustrasi: Aksi saling dorong antara aparat polisi dan demonstran tolak revisi UU Pilkada di kantor DPRD Mataram, NTB, Jumat, (23/08). Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Lembaga analis media sosial Drone Emprit mengungkapkan kekhawatiran publik terkait upaya pelemahan demokrasi terus berlanjut. 

Ketua analis Drone Emprit, Rizal Nova Mujahid mengatakan, sebagian kalangan tetap menaruh curiga terhadap manuver pemerintah dan DPR. Kekhawatiran itu buntut sempat disepakatinya Draf RUU Pilkada di Baleg DPR RI yang isinya dianggap bertentangan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat pencalonan kepala daerah di Pilkada. 

"Publik masih memberi kesan, kepada pemerintah, ini masih kita amati, masih kita kawal sampai tanggal pendaftaran. Karena baru kemarin rapat koordinasi KPU dengan DPR, dan dicurigai juga, jangan-jangan mereka akan bicara tentang putusan MA. Jadi terus dikawal itu (oleh publik)," kata Rizal kepada KBR, Selasa (27/8/2024).

Ketua analis Drone Emprit, Rizal Nova Mujahid mengatakan, mayoritas netizen mengapresiasi putusan MK, sebab publik pun merasa mendapatkan secercah harapan dari MK bahwa proses demokrasi akan berjalan sesuai koridor.

Baca juga:

Kata dia, perbincangan di platform X bahkan menunjukkan sentimen positif hingga 71 persen.

”Ada emosi kegembiraan yang diungkapkan pengguna media sosial dalam menyikapi putusan MK. Tetapi, itu tidak berlangsung lama karena tak lama (kemudian) muncul rencana untuk merevisi UU Pilkada,” ujar analis Drone Emprit, Rizal.

Rizal mengungkapkan, pembahasan terkait putusan MK dan berbagai dinamikanya juga menyedot perhatian media asing. Khususnya soal proses demokrasi yang menguntungkan keluarga Presiden Joko Widodo. Meski begitu, tingkat sorotan itu tidak sebesar saat aksi reformasi dikorupsi pada waktu lalu.

"Ini menarik juga dihubungkan dengan isu sebelumnya yakni Pilpres, dimana Prabowo yang merupakan elit politik di Indonesia. Hal-hal itu yang menarik untuk mereka (media asing), ke depannya akan seperti apa ya," kata Rizal.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!