indeks
Polri Segera Bahas Nasib Penanganan Imigran Gelap ke Australia

Kepolisian Indonesia bakal berkoordinasi dengan kementerian dan sejumlah lembaga terkait penghentian sementara kerjasama penanganan penyelundupan manusia ke Australia.

Penulis: Sutami

Editor:

Google News
Polri Segera Bahas Nasib Penanganan Imigran Gelap ke Australia
imigran gelap, Australia, Polri, penyadapan, penyelundupan manusia

KBR68H, Jakarta – Kepolisian Indonesia bakal berkoordinasi dengan kementerian dan sejumlah lembaga terkait penghentian sementara kerjasama penanganan penyelundupan manusia ke Australia.

Penghentian kerjasama diputuskan Presiden Susilo Bambang Yudhyono pasca terbongkarnya skandal penyadapan yang dilakukan intelijen negeri Kanguru tersebut terhadap Presiden, Ibu Negara dan sejumlah pejabat tinggi lain.

Juru Bicara Kepolisian Indonesia Ronny F Sompie mengatakan polisi bukan satu-satunya lembaga yang terlibat dalam kerjasama penanganan penyelundupan orang tersebut.

“Itu tentu harus kita diskusikan. Polri bukan satu-satunya yang terlibat penanganan masalah ini. Ada Kementerian Luar Negeri, Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan serta TNI. Dalam beberapa kali penangkapan di laut, TNI kan terlibat membantu,” kata Ronny F Sompie.

Di lain pihak, Menteri Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan Australia Tony Burke menyebut penghentian kerjasama penanggulangan penyelundupan manusia dengan Indonesia sebagai bencana. Tony mengatakan penghentian kerjasama tersebut bakal membuat Australia kebanjiran imigran ilegal.

Sejak beberapa tahun terakhir, Indonesia menjadi garda terdepan dalam penanggulangan penyelundupan manusia ke Australia. Para Imigran umumnya berasal dari Timur Tengah. Selama ini mereka singgah di sejumlah wilayah di Indonesia sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke Australia.


Editor: Agus Lukman

imigran gelap
Australia
Polri
penyadapan
penyelundupan manusia

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...