indeks
Penganiayaan Massa Intoleran Pada Saat Ibadah Doa Rosario

KBR, Jakarta – Penganiayaan yang dilakukan massa intoleran di rumah direktur Galangpress Yogyakarta, Julius Felicianus pada Kamis (29/5) malam dilakukan pada saat warga di Ngaglik melakukan doa.

Penulis: Muhammad Irham

Editor:

Google News
Penganiayaan Massa Intoleran Pada Saat Ibadah Doa Rosario
penganiyaan, jullus, felicianus

KBR, Jakarta – Penganiayaan yang dilakukan massa intoleran di rumah direktur Galangpress Yogyakarta, Julius Felicianus pada Kamis (29/5) malam dilakukan pada saat warga di Ngaglik melakukan doa-doa Rosario.

Doa-doa Roasario adalah doa yang dilakukan untuk bunda Maria yang merupakan ibunda Yesus. Doa-doa ini selalu dilakukan selama sebulan penuh di bulan Mei.


“Sudah sebulan ini kami melakukan doa-doa Rosario di rumah, kami melakukannya di dalam rumah, tidak menggunakan loudspeaker dan pasti tetangga tidak akan terganggu karena suaranya memang tidak keras,” ujar Julius.


Pada saat penganiayaan sedang dilakukan penutupan doa-doa Rosario. Yang hadir dalam doa tersebut adalah para tetangga sekitar dan teman-teman gereja Julius.


Selain menjadi direktur Galangpress, Julius merupakan aktivis antar iman. Pada saat rumahnya diporak-porandakan kelompok intoleran tersebut, Julius sedang berada di kantornya Galangpress mengadakan diskusi antar iman dengan sesama aktivis lintas agama di Yogyakarta.


Setelah diporak-porandakan, maka Istrinya menghubungi dan mengabarkan ada sekelompok orang tak dikenal yang datang menyerang.

Ketika Julius pulang dan sampai di rumahnya di Komplek perumahan STY YKPN Ngaglik Sleman, sekelompok orang itu kemudian menganiaya Julius dan 3 korban lainnya. Julius mengalami patah pada pundak kiri, leher bengkak dan tangannya harus dijahit.



Editor: Luviana


penganiyaan
jullus
felicianus
Toleransi
petatoleransi_34Daerah Istimewa Yogyakarta_merah

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...