NASIONAL

Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Anulir Keputusan Tunda Pemilu PN Jakpus

Satu, mengabulkan eksepsi pemohon banding dan tergugat untuk seluruhnya. Dua, menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili perkara

AUTHOR / Hoirunnisa

PT DKI Jakarta Anulir Keputusan PN Jakpus Tunda Pemilu
Petugas menata 24 bendera partai politik nasional dan lokal untuk sosialisasi Pemilu 2024 di Banda Aceh, Minggu (19/2/2023). (Foto: ANTARA/Irwansyah Putra)

KBR, Jakarta - Majelis Hakim Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta mengabulkan permohonan banding KPU terkait putusan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat yang menunda Pemilu 2024.

Dalam putusannya, Hakim Ketua Sugeng Riyono menyatakan PN Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili perkara tersebut dan gugatan Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) juga tidak dapat diterima.

"Dalam eksepsi. Satu, mengabulkan eksepsi pemohon banding dan tergugat untuk seluruhnya. Dua, menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili perkara, mengadili gugatan termohon banding jalur gugat, menyatakan gugatan terbanding jalur Pukat tidak jelas atau kabur," ucap Hakim Ketua, Sugeng Riyono pada Sidang Putusan Banding KPU atas vonis PN Jakpus Terkait penundaan Pemilu, Selasa (11/4/2023).

Persidangan dipimpin oleh Hakim Ketua Sugeng Riyono dengan Anggota Subachran Hardi Mulyono dan Haris Munandar.

Baca juga:

- PN Jakpus Tunda Pemilu 2024, Begini Kata Prima

- Tolak Tunda Pemilu 2024, KPU Ajukan Banding Putusan PN

Sebelumnya, gugatan Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) dikabulkan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) pada 3 Maret lalu.

PN Jakarta Pusat memerintahkan terhadap KPU untuk tidak melaksanakan sisa tahapan Pemilu 2024 dan melaksanakan tahapan pemilu dari awal selama lebih kurang 2 tahun 4 bulan 7 hari.

Editor: Resky Novianto

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!