BERITA

Pacific Rim: Kaiju, Jaeger dan Dunia yang Diambang Kiamat

KBR68H, Jakarta - Kota San Fransisco, Amerika Serikat hancur lebur diserang monster besar atau dikenal dengan nama Kaiju.

AUTHOR / Sasmito

Pacific Rim: Kaiju, Jaeger dan Dunia yang Diambang Kiamat
pacific rim, guillermo del torro, jeager, kaiju, transformers

KBR68H, Jakarta - Kota San Fransisco, Amerika Serikat hancur lebur diserang monster besar atau dikenal dengan nama Kaiju. Setelah dihujani rudal, Kaiju itu pun tewas. Namun, serangan Kaiju tidak berhenti disitu saja. Dari dalam lautan pasifik, terus bermunculan monster besar yang baru. Dunia pun bersatu. Negara adidaya seperti Amerika, Rusia, Cina dan Australia sepakat untuk membuat robot pemburu yang dikenal dengan nama Jaeger. Robot itu dikendarai oleh dua orang pilot yang kedua sarafnya terhubung satu sama lain.

Tidak semua orang bisa menjadi pilot Jeager karena saraf pilot yang satu harus bisa selaras dengan pilot lainnya. Di Amerika, Becket bersaudara – Raleigh (Charlie Hunnam) dan Yancy (Diego Klattenhoff) – merupakan pilot Jeager terbaik. Gipsy Danger – nama Jaeger yang mereka jalankan – berhasil membunuh semua Kaiju yang mereka lawan.

Namun, ada satu hal yang tidak diketahui Marshal Stacker (Idris Elba) – pemimpin proyek Jaeger- bahwa Kaiju selalu berevolusi dan mempelajari kelemahan mereka. Hingga suatu ketika, Gipsy Danger kewalahan melawan Kaiju tingkat 3. Raleigh kehilangan sang kakak – Yancy – yang tewas ditangkap Kaiju.

Cerita pun berlanjut lima tahun ke depan. Proyek Jeager dihentikan. Para pemimpin dunia menilai Jeager tidak bisa lagi melawan Kaiju yang semakin ganas. Sebagai gantinya, dibangun tembok besar yang bisa mencegah serangan Kaiju. Namun, Marshal Stacker menolak untuk menyerah begitu saja. Dia mengumpulkan seluruh Jeager yang tersisa, termasuk memanggil lagi Raleigh Becket. Di markas baru di Hong Kong, Marshal Stacker bersama anak angkatnya Mako Mori (Rinko Kikuchi) menyusun sebuah rencana besar. Empat Jeager yang tersisa akan menyerang lubang terobosan di bawah lautan Pasifik dengan bom nuklir.

Rencana yang nyaris sempurna itu menjadi kacau balau ketika tiba-tiba muncul dua kaiju tingkat 4. Dua Jeager yaitu Cherno Alpha dari Rusia serta Crimson Typhoon dari Cina tidak berhasil menghentikan Kaiju tersebut. Jaeger Striker Eureka dari Australia yang dipiloti ayah dan anak yaitu Herc (Max Martini) dan Chuck Hansen (Robert Kazinsky) juga tak berdaya.

Yang tersisa adalah Jeager Gipsy Danger, satu-satunya Jaeger analog yang digerakkan oleh tenaga nuklir. Namun, yang menjadi permasalahan, Raleigh belum bisa menyatu dengan Mako Mori untuk bertempur bersama dalam robot pemburu Gipsy Danger.

Tema yang diusung sutradara Guillermo Del Torro dalam Pacific Rim yaitu perang antara robot melawan monster sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi penggemar Mecha (cerita tentang robot raksasa yang melawan Alien/Monster yang dibuat di Jepang). Jalan cerita Pacific Rim bahkan sangat mirip dengan anime terkenal dari Jepang yaitu Neon Genesis Evangelion atau EVA.

Di tangan Del Toro – yang terkenal dengan film Pan’s Labyrnth serta Hellboy – Pacific Rim menjadi sebuah film action science fiction yang menarik untuk ditonton. Pada 15 menit pertama, anda diajak untuk melihat dahsyatnya pertarungan Gipsy Danger melawan Kaiju tingkat 3.

Bahkan, selama hampir 2,5 jam, Del Terro sepertinya tidak memberikan anda banyak waktu untuk menarik nafas. Adegan pertempuran antara Jaeger dengan Kaiju selalu datang silih berganti. Salah satu adegan terbaik dalam film ini adalah ketika Gipsy Danger yang dipiloti Raleigh dan Mori terbang hingga keluar atmosfer bersama Kaiju tingkat 4 lalu terjatuh ke bumi dengan kecepatan tinggi.

Tidak hanya action yang disuguhkan Del Torro. Ada juga adegan yang mengundang senyum melalui karakter peneliti Newton dan Gottlieb. Dua orang peneliti yang mempunyai pandangan berbeda tentang Kaiju ini mempunyai peranan besar dalam membantu Marshal Stacker membasmi monster raksasa tersebut.

Del Torro juga tidak lupa menyelipkan satu scene patriotik yaitu ketika Marshal Stacker memberikan pidato penyemangat kepada seluruh timnya sambil mengatakan,”Hari ini kita akan menunda hari kiamat.” Pidato yang hampir mirip dengan kata-kata Bill Pullman dalam Independence Day ketika tentara dari seluruh dunia akan menyerang pesawat Alien untuk menyelamatkan bumi.

Selain action dan juga bumbu komedi, Del Toro sepertinya sudah paham dengan pakem film Hollywood. Dalam sebuah kemenangan, harus ada pengorbanan. Itulah yang juga diterapkannya dalam Pacific Rim untuk mengaduk-aduk emosi penonton. Bagi anda pecinta film actin Science Fiction, Pacific Rim jauh lebih bagus dan menyenangkan dibandingkan Transformers karya Michael Bay. Tidak percaya, silakan saksikan sendiri di bioskop, film dengan bujet 250 juta dolar produksi Warner Bros dan Legendary Pictures ini.

Editor: Doddy Rosadi


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!