Article Image

NASIONAL

Pacaran Boleh. Bikin Bokek, Jangan!

"Dana pacaran perlu diatur dan dikelola, agar kondisi keuangan maupun relasi dengan pasangan, tetap sehat."

KBR, Jakarta - Pacaran modalnya nggak cuma “I love you” doang, soalnya jalan-jalan, makan di kafe, sampai beli hadiah tuh butuh uang. 

Baru ngeh pas duit habis, ternyata pengeluaran untuk pacaran tuh besar. Padahal masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Nah, biar sehat jiwa raga, perlu banget dana pacaran itu dikelola. 

Perencana keuangan, Ghita Argasasmita menyarankan untuk menerapkan metode budgeting. Dana pacaran mesti dialokasikan dengan besaran sesuai kemampuan.

“Harus punya rumus budgeting nih, 40%-50% buat kebutuhan primer, 30% cicilan, 10-20% buat playing. Kalau advice aku, pacaran masuknya ke 10-20% yang playing ini," ujar Ghita.

Ghita miris dengan model pacaran yang urusan keuangannya seakan-akan sudah berumah tangga. 

"Misalnya masih pacaran, tapi sudah ngasih uang bulanan. Kok seolah-olah jadi pos primer, padahal masa depan kita belum tentu sama dia," celetuknya. 

Makanya, siapkan dana pacaran masing-masing. Saat nge-date nggak perlu segan loh untuk split bill, asal dikomunikasikan ke pasangan. Biar nggak bikin runyam.

“Kalau mau split bill akan lebih baik kalau keduanya punya pandangan yang sama. Tapi kalau nggak split bill harus sepakat dulu, bahwa pacarannya di level pengeluarannya tuh berapa. Jadi yang biasa mereka konsumsi tuh harus ada standarnya," kata Ghita.

Baca juga:

Teka-teki Umur Ideal untuk Menikah

Bijak Kelola Gaji ke-13 agar Tidak Cepat Ludes

Ghita Argasasmita, CFA menyebut hindari mencicil KPR atau berutang saat masih dalam tahap pacaran, untuk mencegah kondisi-kondisi yang tidak diinginkan. (Foto: dok pribadi)

Bagi yang serius lanjut ke pelaminan, dana pacaran juga bisa dimasukkan ke tabungan pernikahan. Tak perlu bikin akun bersama, cukup simpan di rekening masing-masing.

“Sendiri-sendiri aja. Karena ini fasenya masih pacaran, belum ada sah secara hukum, kalau ada apa-apa kita nggak bisa nuntut nantinya,” tegas Ghita.

Ghita sangat tidak menyarankan penggunaan pay later untuk mendanai kebutuhan pacaran. Meski fasilitas beli sekarang, bayar belakangan makin mudah, berkat inovasi teknologi, tetapi itu masuk kategori utang konsumtif.

"Sekarang sepertinya lazim ya, misalnya traveling bareng terus nggak punya duit, belum punya tabungan, gesek pay later dan lain-lain. Wah, itu nggak banget," kata Ghita.

Penasaran dengan obrolannya? Yuk dengerin Uang Bicara episode Pacaran Boleh. Bikin Bokek, Jangan! bersama founder Integrita Financial Ghita Agrasasmita RFA di KBR Prime, Spotify, Apple Podcast, dan platform mendengarkan podcast lainnya.