NASIONAL

Nyaris 10 Juta Gen Z Menganggur, DPR Tawarkan Solusi

“Maka anggaran untuk pendidikan vokasi itu harus yang menjadi utama."

AUTHOR / Shafira Aurel

EDITOR / Muthia Kusuma

KERJA
Pencari kerja mengantre di pameran bursa kerja di Pandeglang, Banten, Selasa (14/5/2024). (FOTO: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas)

KBR, Jakarta- Sebagian kalangan parlemen mendorong pemerintah memperbanyak pendidikan vokasi. Anggota Komisi Ketenagakerjaan di DPR RI, Irma Suryani Chaniago menilai hal itu bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi tingginya angka pengangguran di Indonesia. Menurutnya, pendidikan vokasi dapat menyiapkan peserta didik menjadi angkatan kerja yang mempunyai kemampuan tenaga ahli profesional sesuai kebutuhan pasar kerja.

“Maka anggaran untuk pendidikan vokasi itu harus yang menjadi utama. Karena inilah program yang harus dituntaskan di periode ini, kalau engga hancur ini tenaga kerja Indonesia ini. Gajinya rendah karena kualitasnya rendah. Maka harus ada pendidikan vokasi yang bisa membuat tenaga kerja Indonesia itu punya skill yang cukup. Sehingga bisa bertarung di pasar tenaga kerja domestik, maupun tenaga kerja luar negeri,” ujar Irma dikutip dari kanal YouTube DPR RI, Minggu (26/5/2024).

Anggota Komisi Ketenagakerjaan di DPR RI, Irma Suryani Chaniago meminta pemerintah untuk memanfaatkan bonus demografi tahun 2045 untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Politikus Nasdem itu mengingatkan, jika pemerintah gagal memanfaatkan peluang emas itu, maka akan memicu demonstrasi besar-besaran. 

Baca juga:

Pemerintah berupaya mewujudkan pencapaian Visi Indonesia Emas 2045, agar keluar dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap menuju negara berpendapatan tinggi.

Dikutip dari laman Kementerian Keuangan, Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi Negara-Negara Maju (OECD), memperkirakan bahwa pada tahun 2045 ekonomi Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar ke-4 di dunia. Prediksi tersebut dilatarbelakangi, pada tahun 2030-2040, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Jumlah penduduk Indonesia usia produktif akan mencapai 64 persen dari total penduduk sekitar 297 juta jiwa.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 9,9 juta anak muda usia 15-24 tahun (generasi z) menjadi pengangguran atau tanpa kegiatan, seperti bekerja maupun mengenyam pendidikan.  Pengangguran itu didominasi oleh perempuan muda yakni 5,73 juta orang, sedangkan sisanya 4,17 juta adalah laki-laki muda.  BPS juga melaporkan mayoritas pengangguran berasal dari wilayah perkotaan sebanyak 5,2 juta orang, sedangkan 4,6 juta di pedesaan.

Editor: Muthia Kusuma

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!