indeks
Musik Asia Melintas Batas

Artis pop Jepang Eriko Imai untuk berbagi musiknya dengan anak-anak tuna rungu di sana.

Penulis: Jasvinder Sehgal

Editor:

Google News
Musik Asia Melintas Batas
Jepang, musik tuna rungu, Eriko Imai, mengajar siswa tuna rungu dengan musik, musisi Jepang

Artis pop Jepang, Eriko Imai mendapatkan gelar “Ibu Tahun Ini” di tanah airnya.

Ia mulai mempelajari bahasa isyarat begitu tahu anak laki-lakinya mengalami masalah pendengaran. Anaknya kini berusia 8 tahun.

Saat ini Eriko memandu sebuah program bahasa isyarat untuk salah satu stasiun TV di Jepang.
Belum lama ini, ia pergi ke India untuk berbagi musiknya dengan anak-anak tuna rungu di sana.

Dengan penuh rasa antusias, para siswa tuna rungu dari Sekolah Aaanandilal Poddar menunggu kedatangan artis pop Jepang, Eriko Imai.

Mereka telah mempersiapkan sebuah sambutan khusus untuk Eriko dalam bahasa isyarat dan lukisan sang bintang.

Kepala Sekolah Daya Ram menjelaskan misi kedatangan Eriko.

“Selain memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak ini, tujuan utama kami adalah untuk membuat mereka bahagia. Eriko datang untuk menyanyikan sebuah lagu khusus dan para siswa menyambut gembira kegiatan ini.”

Eriko Imai adalah seorang bintang musik pop Jepang yang namanya mulai bersinar ketika menjadi vokalis dari Speed band.

Sampai suatu hari, ia mendapati putranya mengalami tuna rungu. Semenjak itu Eriko mulai belajar bahasa isyarat.

Sekarang ia mengajarkan seni musik kepada anak-anak tuna rungu.

Preeti Jain mengambil peran serta dalam workshop Eriko di India.

”Ia memberikan pengajaran musik melalui getaran, dengungan atau resonansi. Salah satunya melalui petikan gitar. Meskipun para siswa tidak dapat mendengar irama dan nada tetapi anak-anak sangat menikmatinya.”

Sang bintang pop Jepang itu akhirnya tiba dan bersama-sama, mereka menuju sasana pelatihan.

Puja Mouli adalah judul lagu yang diciptakan Eriko bersama anak-anak tersebut.

Ini mengacu pada gelang tangan yang secara ritual dikenakan orang Hindu kepada teman dan keluarga.

Salah satu petikan liriknya adalah…”Jari kelingkingmu, jari kelingkingku, mari kita ikrarkan tali persahabatan…”

“Gelang yang biasa dikenakan semua orang dalam ritual India adalah sama. Hal ini serupa dengan masalah yang dihadapi oleh anak-anak tuna rungu di seluruh dunia. Jika anak-anak ini bergabung menjadi satu, mereka akan mengalami bagaimana rasanya memiliki kapabilitas dan kekuatan. Ikatan ini akan mengajarkan tata cara baru untuk hidup bahagia.”

Eriko tidak dapat berbahasa Hindi tetapi dapat berkomunikasi dengan fasih dengan anak-anak tuna rungu melalui membaca gerak bibir dan bahasa isyarat.

Ini adalah Anita… Kata dia, dia bisa menangkap arti setiap kata melalui getaran-getaran. Dia juga menikmati lagu tersebut.

Eriko bersenandung dengan suara sedangkan anak-anak bernyanyi dengan bahasa isyarat. Para guru menyaksikan penampilan mereka dengan penuh rasa bangga.

“Meskipun anak-anak tidak dapat mendengar nada dengan telinga mereka namun mereka dapat memahaminya dengan hati. Ini adalah kekuatan musik yang tidak memerlukan bahasa atau Negara untuk mengekspresikan musik itu sendiri.”

Eriko Imai sangat puas dengan penampilan mereka.

Kata dia, anak satu-satunya yang tuna rungu pasti juga akan menikmati penampilan tersebut.

“Mata adalah untuk melihat, hati untuk merasakan, dan tubuh untuk menyerap sensasi-sensasi. Melalui metode ini saya mengasuh putra kecil saya di Jepang. Anak-anak ini memiliki perasaan yang sama seperti anak saya. Saya ingin menaburkan cinta kasih dihati mereka semua.”

Eriko menerima penghargaan “Ibu Terbaik” di Jepang belum lama ini.

“Pesan saya untuk semua, anak-anak diseluruh dunia adalah sama… Tidak boleh ada diskriminasi terhadap mereka. Semua anak-anak termasuk yang menderita tuna rungu dan tuna wicara adalah sama dan sederajat. Semua pihak harus maju bersatu padu menolong mereka.”




Jepang
musik tuna rungu
Eriko Imai
mengajar siswa tuna rungu dengan musik
musisi Jepang

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...